Sumber: Bloomberg |
SINGAPURA. Harga minyak mentah menanjak untuk yang pertama kalinya dalam empat hari ini seiring dengan The Fed yang mengiris suku bunganya ke level yang cukup rendah dan berjanji untuk memulihkan perekonomian.
Aksi ini membikin harga minyak merangsek tipis sebesar 1,8% di New York, sejalan dengan saham-saham Asia yang juga terkerek ke zona hijau. Kemarin, harga minyak sempat tergelincir di tengah spekulasi penyusutan produksi yang lebih besar lagi oleh OPEC.
Minyak mentah untuk pengiriman Januari mumbul 90 sen atau 2,1% menjadi US$ 44,50 per barel di New York Mercantile Exchange dan diperdagangkan pada pukul US$ 44,22 pada pukul 10.36 waktu Singapura. Harga ini telah terjungkal 70% dari rekor tertingginya pada Juli lalu sebesar US$ 147,27 per barel.
"Pasar disetir oleh berita-berita perekonomian dan apapun yang berdampak pada permintaan, dan ini menggerakkan harga minyak," kata Gerard Burg, ekonom migas National Australia Bank Ltd. Ia mengimbuhkan, "Pemangkasan OPEC telah ditentukan dan muncul rasa skeptis tentang kepatuhan mereka terhadap kuota, tapi berapapun penarikan suplai minyak, tetap akan cukup membantu."
Tapi, bukan cuma The Fed yang membikin harga minyak ini kembali pulih. Lemahnya dolar AS terhadap euro maupun yen justru semakin meriuhkan protes atas komoditi yang berfungsi sebagai pertahanan inflasi.
Konsumsi minyak di dunia tahun depan akan menyusut 0,2% menjadi 85,68 juta barel per hari. Data ini dibeberkan oleh OPEC melalui laporannya yang dirilis kemarin. Hitungan ini 1 juta lebih kecil dibandingkan prediksi yang sempat mencuat bulan lalu. Sementara itu Departemen Energi AS mengatakan pada 9 Desember lalu bahwa permintaan global akan mengkeret sebesar 0,5% menjadi 85,3 juta barel per hari tahun depan.
Sementara itu International Energy Agency yang mengkoordinasikan kebijakan energi di 28 negara di dunia mengatakan bahwa konsumsi bahan bakar tahun depan di seluruh dunia justru akan melambung sebesar 0,5% menjadi 86,3 juta barel per hari. Asal tahu saja, IEA menghitung angka konsumsi bahan bakar ini berdasarkan data yang dirilis oleh IMF.
Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Februari naik sebesar US$ 1,23, atau 2,6% menjadi US$ 47,88 per barel di ICE Futures Europe exchange London dan diperdagangkan di level US$ 47,39 pad apukul 10.28 waktu Singapura.