kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Tabokan The Fed Bikin Bursa New York Mumbul


Rabu, 17 Desember 2008 / 07:35 WIB
Tabokan The Fed Bikin Bursa New York Mumbul


Reporter: Femi Adi Soempeno |

WASHINGTON. The Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, memangkas suku bunga patokan dari 1% ke level yang cukup rendah mendekati 0%, yaitu 0,25%. Bank sentral ini juga berjanji untuk mengelola suku bunga yang rendah ini untuk beberapa saat.

Langkah The Fed yang cukup nabok ini menggiring Dow Jones industrial average untuk merangsek naik sebesar 4,2% dan indeks-indeks lain juga melonjak lebih dari 5% setelah bank sentral mengatakan bahwa pihaknya akan mempercepat langkah-langkahnya dengan menggunakan perangkat non-konvensional untuk merangsang perekonomian. Misalnya, dengan membeli mortgage-backed securities maupun Treasury notes.

Dow Jones mumbul 359,61 menjadi 8.924,14, sementara Standard & Poors 500 index juga mengangkasa 44,61, atau 5,14%, menjadi 913.18. Sedangkan Nasdaq composite index terbang tinggi 81,55, atau 5.41%, menjadi 1.589.89.

"Dari semuanya, inilah kabar bagus untuk pasar saham. Mereka memberi lebih besar dari yang diharapkan oleh pasar," kata Jack Ablin, chief investment officer Harris Private Bank.

Saat ini The Fed sedang mengkaji potensi keuntungan untuk membeli surat berharga jangka panjang, yang kemungkinan akan menyurung suku bunga instrumen ini justru menurun.

"Kita berada di sini sekarang, menyentuh level yang rendah," kata Ian Shepherdson, chief U.S. economist High Frequency Economics. Ia menyebut langkah The Fed ini sebagai cerminan perekonomian yang sungguh-sungguh terlantar yang tak akan pernah bisa diduga sebelumnya karena keterpurukan finansial yang akan terus berlanjut.

"Jika suku bunga 0% tak menghasilkan apapun, mereka akan mencoba yang lain. Baguslah," kata Sheperdson.

Bank sentral juga memberikan sejumlah sinyal bahwa masih ada sejumlah perangkat untuk mendorong perekonomian, meski dengan tingkat suku bunga 0%. The Fed yang telah menggemukkan neraca keuangannya dari US$ 800 miliar menjadi lebih dari US$ 2 triliun berjanji akan mengelola neraca keuangannya di level yang tetap tinggi.

"Kebijakan The Fed yang digelindingkan adalah mendukung fungsi pasar finansial dan merangsang perekonomian dan menjaga agar nilai neraca keuangan The Fed tetap pada level yang tinggi," kata The Fed.

Sementara itu, nilai energi jatuh sebesar 17% sepanjang November, dengan harga bensin yang teriris hampir 30% sejak bulan Oktober. Saat penurunan harga energi terus meluas, harga makanan justru merangsek kendati tak langsung drastis. Harga makanan dan minuman menanjak 0,2% di bulan November, dan naik 6,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Ciutnya harga-harga energi ini memberi ruang bagi The Fed untuk memotong suku bunga patokan. Faktanya, terjun bebasnya nilai energi ini sepertinya justru memecut perhatian The Fed untuk mewaspadai kemungkinan adanya deflasi.

Saat The Fed menyatakan bahwa pihaknya memiliki begitu banyak alternatif solusi, Fed Chairman Ben Bernanke justru menjelaskan bahwa bank sentral tidak bisa mengatasi permasalahan ekonomi yang mengepung AS. Pada awalnya, Bernanke malah sudah memberikan dukungan di belakang Kongres berupa paket perekonomian yang cukup signifikan agar roda ekonomi AS terus berputar. Termasuk, penyerapan tenaga kerja yang begitu banyak di sektor riil untuk membangun jalan dan sekolah, bantuan untuk negara, memperluas keuntungan untuk jaminan kesehatan, dan masih banyak lagi.

Presiden terpilih Barack Obama menggarisbawahi pentingnya stimulus spending pada saat konferensi pers di Chicago pada hari Selasa (16/12). Hal itu ia tegaskan saat ia bilang bahwa negeri paman sam itu tetap bergerak kendati perekonomiannya terdesak sejak Great Depression.

Saat merespons kebijakan The Fed, Obama menegaskan, "Saya tidak berpikir tidaklah bijak bagi presiden dan presiden terpilih untuk mencampuri The Fed, yang merupakan lembaga independen. Kita kehabisan amunisi tradisional yang biasa kita gunakan untuk menghadapi resesi, yaitu pemangkasan suku bunga. Kendati The Fed masih punya perangkat yang lain untuk menghadapi resesi, sangatlah mendesak bahwa lembaga-lembaga pemerintahan yang lain untuk ikut bergerak bersama-sama."

Kabarnya, Obama yang bertemu dengan penasihat ekonomi hari Selasa kemarin bakalan mendorong Kongres untuk mendorong rencana stimulus perekonomian dengan cepat untuk jangka pendek, dan memosisikan perekonomian AS tetap menggelinding untuk jangka panjang.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×