kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Tidak Transparan, The Fed Ingkar Janji


Selasa, 11 November 2008 / 10:38 WIB
Tidak Transparan, The Fed Ingkar Janji


Sumber: Bloomberg, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. The Federal Reserve (the Fed) sepertinya belum mau membuka diri terkait informasi penyerahan dana talangan atau bailout senilai US$ 2 triliun. Buktinya, hingga sekarang, the Fed menolak memberikan identifikasi siapa saja pihak-pihak yang sudah menerima komitmen pinjaman darurat yang berasal dari pajak warga Amerika tersebut.

Padahal Pimpinan the Fed Ben S Bernanke dan Menteri Keuangan Henry Paulson pada September lalu bilang, mereka akan mengikuti permintaan Kongres untuk melakukan transparansi pada pengucuran dana senilai US$ 700 miliar. Namun dua bulan kemudian, jumlah dana yang dikucurkan the Fed semakin membengkak karena adanya program-program penyelamatan yang lain. Ironisnya, warga Amerika tidak mengetahui ke mana uang yang mereka bayarkan pergi atau kepada siapa dana tersebut dipinjamkan.     

“Tidak ada pengumuman atau informasi kepada publik mengenai perjanjian dana darurat itu. Ini merupakan masalah besar. Memang, dalam pasar yang likuid hal itu tidak menjadi masalah, namun saat ini kondisi sangat rentan dan penuh ketidakpastian,” jelas Dan Fuss, vice chairman Loomis Sayles & Co.

Bloomberg sudah meminta detail mengenai dana yang dikucurkan kepada US Freedom of Information Act. Begini informasi lengkapnya. The Fed sudah melakukan pengucuran duit dalam 11 program utama. Delapan program diantaranya dilakukan dalam kurun waktu 15 bulan terakhir, di tengah situasi krisis finansial terbesar sejak terjadinya Great Depression.

“Itu adalah uang kalian (warga Amerika), bukan uang the Fed. Tentu saja harus ada transparansi,” jelas Ted Forstmann, senior partner Forstmann Little & Co di New York.

Jurubicara the Fed Michelle Smith menolak berkomentar mengenai hal ini. Sementara, jurubicara Kementerian Keuangan Michele Davis juga tidak membalas telepon maupun email Bloomberg.

Total pinjaman yang dikucurkan the Fed sudah US$ 2 triliun

Pinjaman yang diberikan the Fed sangat penting karena juga meliputi program Troubled Asset Relief Program (TARP). Pada minggu lalu, total pinjaman yang sudah dikucurkan the Fed mencapai US$ 2 triliun untuk pertama kalinya. Bahkan dalam tujuh minggu terakhir, jumlahnya sudah melonjak 140% atau US$ 1,172 triliun sejak pimpinan the Fed melonggarkan persyaratan pinjaman pada 14 September lalu.

Tidak adanya transparansi ini sangat bertentangan dengan pernyataan Paulson dan Bernanke tentang pentingnya transparansi. Pada 23 September lalu, tepatnya dalam dengar pendapat Senate Banking Committee di Washington, Paulson menyerukan agar dilakukannya transparansi atas penyaluran dana yang digelontorkan melalui program TARP. “Kita perlu pandangan. "Kita perlu perlindungan. Kita perlu transparansi. Saya mau itu. Kita semua menginginkannya,” jelas Paulson.

Pada dengar pendapat gabungan anggota Kongres dan Senat sehari berikutnya, Bernanke juga menekankan pentingnya transparansi dan keterbukaan dalam program tersebut. “Transparansi merupakan isu besar,” jelasnya.

Sekadar tambahan informasi, pinjaman dana tunai dan obligasi pemerintah diberikan the Fed kepada sejumlah perbankan, termasuk di dalamnya Lehman Brothers Inc, Citigroup Inc dan JPMorgan Chase & Co.  

Menurut Scott Talbott, senior vice president Financial Services Roundtable, pihak perbankan menolak untuk merilis sejumlah informasi terkait hal tersebut karena hal itu akan menunjukkan kelemahan dalam perusahaannya. Jika hal itu terjadi, dikhawatirkan akan terjadi short selling dan para investor akan menarik dananya secara besar-besaran.

“Harus ada keseimbangan antara transparansi dengan melindungi kepentingan publik. Para pembayar pajak memang punya hak untuk mengetahui kemana uang mereka pergi, namun jika hal itu dipublikasikan begitu saja akan mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap sistem,” jelas Talbott.

Beberapa bank besar AS yakni Citigroup, Bank of America Corp, JPMorgan Chase, Wells Fargo & Co, Goldman Sachs Group Inc dan Morgan Stanley, menolak berkomentar mengenai apakah mereka sudah mendapat pinjaman dari the Fed atau belum.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×