kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Panglima Militer Myanmar: Pengambilalihan kekuasaan tak terhindarkan


Rabu, 03 Februari 2021 / 11:55 WIB
Panglima Militer Myanmar: Pengambilalihan kekuasaan tak terhindarkan


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - YANGON. Penggulingan Pemerintahan Aung San Suu Kyi di Myanmar oleh militer "tak terhindarkan", Panglima Militer Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pada Selasa (2/2), ketika Amerika Serikat (AS) secara resmi menetapkan pengambilalihan itu sebagai kudeta.

Militer Myanmar yang kuat mengejutkan negara itu pada Senin (1/2), ketika menahan Aung San Suu Kyi dan pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya dalam "serangan" sebelum fajar, menjelang dimulainya kembali sidang parlemen yang dijadwalkan.

Jenderal Min Aung Hlaing mendapat "kekuasaan legislatif, yudikatif, dan eksekutif", yang secara efektif mengembalikan Myanmar ke pemerintahan militer setelah 10 tahun percobaan dengan demokrasi.

Dalam komentar publik pertamanya sejak kudeta itu, Min Aung Hlaing mengatakan, pengambilalihan militer "sejalan dengan hukum", setelah pemerintah gagal menanggapi keluhannya atas kecurangan pemilu.

Kudeta militer Myanmar

Baca Juga: Pernyataan lengkap militer Myanmar soal pengambilalihan kekuasaan

"Setelah banyak permintaan, cara ini tak terhindarkan bagi negara, dan itulah mengapa kami harus memilihnya," katanya dalam rapat kabinet pertama, menurut pidato yang di-posting di halaman Facebook resmi militer Myanmar, seperti dikutip Channel News Asia.

Pasukan bersenjata jaga asrama anggota parlemen

Di Washington, Departemen Luar Negeri AS menyatakan, "Aung San Suu Kyi, pemimpin partai yang berkuasa di Burma, dan Win Myint, kepala pemerintahan yang terpilih, digulingkan dalam kudeta militer".

Itu berarti, AS tidak dapat membantu Pemerintah Myanmar, meskipun dampak apa pun terutama akan bersifat simbolis karena hampir semua bantuan diberikan kepada entitas non-pemerintah. Militer Myanmar sudah di bawah sanksi AS atas kegiatan brutalnya terhadap minoritas Rohingya.

"Kami terus menyerukan kepada pimpinan militer Burma untuk membebaskan mereka, dan semua masyarakat sipil yang ditahan, dan para pemimpin politik segera dan tanpa syarat," ujar Departemen Luar Negeri AS.

Baca Juga: Respons kudeta militer, China harap berbagai pihak di Myanmar menyelesaikan perbedaan




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×