Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Antrian mengular di sejumlah supermarket di Tokyo, Jepang pada hari Jumat (27/3) setelah gubernur kota Tokyo menyerukan agar warganya tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona (covid-19).
Mengutip Reuters, Gubernur Tokyo Yuriko Koike pada hari Rabu meminta agar warga Tokyo menahan diri dari acara yang tidak penting dan tidak mendesak sampai tanggal 12 April.
Baca Juga: Bursa Asia berseri di tengah harapan sejumlah stimulus membendung corona
Dan pada akhir pekan ini, penduduk kota Tokyo mengumpulkan segala sesuatu mulai dari mi instan dan beras hingga perlengkapan mandi dan produk segar, meskipun ada peringatan agar tidak melakukan penimbunan bahan makanan.
Di satu lingkungan perumahan, lebih dari selusin orang mengantre untuk kertas toilet di toko obat setempat. Salah satu dari mereka, seorang wanita tua, bersandar pada alat bantu jalannya sambil memegang uang kertas 10.000 yen (sekitar US$ 92) di tangannya.
Baca Juga: Mal-mal Jabodetabek tutup sementara karena corona, berikut daftar lengkapnya
Tokyo telah melihat lonjakan kasus terinfeksi virus corona pada pekan ini. Penderita virus corona mencetak rekor 47 kasus pada hari Kamis dengan total 259 kasus.
Sementara itu, para ahli memperingti bahwa penyebaran virus corona di Ibu Kota Jepang tersebut bisa melonjak drastis atau overshoot, mengingat lebih dari setengah yang diduga telah terinfeksi belum dapat ditelusuri pihak pemerintah.
Infeksi virus corona di Jepang telah naik ke lebih dari 1.400 secara nasional dengan 47 kematian, tidak termasuk yang dari kapal pesiar yang dikarantina bulan lalu. Secara global, infeksi hampir mencapai setengah juta orang dan kematian mencapai lebih dari 22.000.
Baca Juga: IOC berharap sebulan ke depan dapat mengkonfrmasi jadwal pelaksanaan Olimpiade Tokyo
Perdana Menteri Shinzo Abe diperkirakan akan memerintahkan kabinetnya untuk menyusun paket ekonomi dengan pengeluaran senilai US$ 135 miliar atau lebih, pejabat pemerintah dan anggota parlemen mengatakan, bergabung dengan pembuat kebijakan global dalam meluncurkan stimulus fiskal untuk mencegah penurunan dari pandemi yang menyebar.
Tokyo belum mengumumkan keadaan darurat atau penutupan penuh, dan jalan-jalannya tidak sepi kota-kota Eropa, di mana pandemi virus corona telah memaksa penduduk untuk tetap tinggal di dalam rumah oleh hukum.
Tetapi pada jam-jam sibuk sekitar jam 8 pagi, beberapa jalur kereta bawah tanah di pusat kota Tokyo di mana para pengendara biasanya berdiri dengan posisi siku-siku tampak kurang ramai, beberapa bahkan dengan kursi-kursi kosong.