Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
Ekonomi Hong Kong kini tengah goyang dimana sektor ritel, restoran dan hotel telah memotong upah atau melakukan pemangkasan karyawan sebagai strategi bertahan di tengah penurunan sektor pariwisata.
Kekhawatiran meningkat akibat ketegangan berkepanjangan yang akan melemahkan industri keuangan Hong Kong, penyumbang sekitar 20% dari produk domestik bruto (PDB) negara bagian.
Baca Juga: Di tengah ketegangan, kapal perang AS kembali berlayar di Laut China Selatan
"Kami telah melihat klien membuka akun di Singapura, Malaysia, dan Taiwan, dalam urutan itu. Tapi ketika akun sudah dibuat, tidak banyak uang yang benar-benar dipindahkan. Kami tidak melihat crescendo," kata CEO Standard Chartered Bill Winters.
Sergio Ermotti, kepala UBS, mengatakan, bank Swiss telah melihat klien mereka mengaktifkan rencana darurat. Bahkan Bankir Homegrown Hong Kong sedang menimbang pindah.
"Diversifikasi geopolitik oleh investor bukanlah hal baru," kata Ermotti.
Baca Juga: Akhir pekan, rupiah menguat di kurs Jisdor