kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Parlemen Belanda: Perlakuan China terhadap Muslim Uighur adalah genosida


Jumat, 26 Februari 2021 / 11:00 WIB
Parlemen Belanda: Perlakuan China terhadap Muslim Uighur adalah genosida
ILUSTRASI. Petugas keamanan berdiri di gerbang yang secara resmi dikenal sebagai pusat pendidikan keterampilan kejuruan di Kabupaten Huocheng di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, China 3 September 2018.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Melalui mosi tidak mengikat yang dikeluarkan pada hari Kamis (25/2), Parlemen Belanda menegaskan bahwa perlakuan China terhadap warga Muslim Uighur merupakan genosida.

Dengan ini Belanda jadi negara Eropa pertama yang menyatakan sikap tegasnya terkait konflik berkepanjangan di Uighur.

Selama ini China terus menyangkal adanya pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan dibutuhkan untuk melawan ekstremisme.

"Genosida terhadap minoritas Uighur sedang terjadi di China," ungkap mosi Belanda, seperti dikutip dari Reuters.

Baca Juga: China dan Singapura gelar latihan militer bersama di Laut China Selatan

Anggota parlemen dari Partai D-66, Sjoerd Sjoerdsma, bahkan telah secara terpisah mengusulkan agar Olimpiade Musim Dingin 2022 tidak digelar di Beijing.

Kepada Reuters, Sjoerdsma yang berperan dalam penyusunan mosi genosida Uighur, mengatakan telah berupaya mengusulkan agar Belanda bisa melobi Komite Olimpiade Internasional.

"Menyadari kekejaman yang terjadi terhadap orang Uighur di China apa adanya, yaitu genosida, mencegah dunia untuk berpaling dan memaksa kita untuk bertindak," ungkap Sjoerdsma.

Meskipun pernyataan tersebut telah dikeluarkan, parlemen Belanda tidak langsung mengatakan bahwa pemerintah China bertanggung jawab atas dugaan kejahatan kemanusiaan tersebut.

Kelompok aktivis dan pakar HAM PBB mengatakan setidaknya ada 1 juta penduduk Muslim ditahan di kamp-kamp terpencil di Xinjiang. Banyak pihak yang menuduh China melakukan penyiksaan, kerja paksa, hingga sterilisasi.

Baca Juga: China setujui dua vaksin Covid-19 lagi: Sinopharm dan CanSinoBIO


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×