kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Parlemen Belanda: Perlakuan China terhadap Muslim Uighur adalah genosida


Jumat, 26 Februari 2021 / 11:00 WIB
Parlemen Belanda: Perlakuan China terhadap Muslim Uighur adalah genosida
ILUSTRASI. Petugas keamanan berdiri di gerbang yang secara resmi dikenal sebagai pusat pendidikan keterampilan kejuruan di Kabupaten Huocheng di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, China 3 September 2018.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

Parlemen Belanda menilai perlakuan China yang berusaha mencegah kelahiran dan menempatkan orang dalam kamp hukuman merupakan bagian dari genosida, sebagaimana tercantum pada Resolusi PBB 260. Resolusi ini juga dikenal sebagai Konvensi Genosida.

Kedutaan besar China di Den Haag mengatakan bahwa setiap tuduhan genosida di Xinjiang adalah kebohongan. Menurut mereka, parlemen Belanda sengaja mencoreng China dan mencampuri urusan dalam negeri China.

Sebelum Belanda, pekan ini Kanada juga sudah mengeluarkan resolusi yang menegaskan bahwa perlakuan China terhadap Uighur adalah genosida.

Baca Juga: China berharap AS segera kembali ke kesepakatan nuklir Iran

Ditolak oleh Menteri Luar Negeri Belanda

Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan pemerintah belum mau menggunakan istilah genosida karena situasi pastinya belum diumumkan oleh PBB atau Pengadilan Internasional.

Blok mengatakan bahwa Belanda berharap untuk bekerja sama dengan negara lain dalam masalah tersebut. Ia mengatakan bahwa situasi orang Uighur sangat memprihatinkan.

Dalam pernyataan di situs resminya, Kedutaan Besar China di Den Haag mengatakan populasi Uighur di Xinjiang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat Uighur juga disebut telah menikmati standar hidup yang lebih tinggi, dan harapan hidup yang lebih lama.

"Masalah yang berhubungan dengan Xingjiang tidak pernah tentang hak asasi manusia, etnis atau agama, tetapi tentang memerangi terorisme kekerasan dan suksesi," ungkap pihak kedutaan.

Perwakilan China di PBB pun menuduh negara-negara Barat menggunakan masalah Uighur untuk mencampuri urusan dalam negeri China.

Selanjutnya: Tolak tuduhan genosida di Xinjiang, China: Pintu kami terbuka untuk PBB



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×