Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - AMSTERDAM. Melalui mosi tidak mengikat yang dikeluarkan pada hari Kamis (25/2), Parlemen Belanda menegaskan bahwa perlakuan China terhadap warga Muslim Uighur merupakan genosida.
Dengan ini Belanda jadi negara Eropa pertama yang menyatakan sikap tegasnya terkait konflik berkepanjangan di Uighur.
Selama ini China terus menyangkal adanya pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan dibutuhkan untuk melawan ekstremisme.
"Genosida terhadap minoritas Uighur sedang terjadi di China," ungkap mosi Belanda, seperti dikutip dari Reuters.
Baca Juga: China dan Singapura gelar latihan militer bersama di Laut China Selatan
Anggota parlemen dari Partai D-66, Sjoerd Sjoerdsma, bahkan telah secara terpisah mengusulkan agar Olimpiade Musim Dingin 2022 tidak digelar di Beijing.
Kepada Reuters, Sjoerdsma yang berperan dalam penyusunan mosi genosida Uighur, mengatakan telah berupaya mengusulkan agar Belanda bisa melobi Komite Olimpiade Internasional.
"Menyadari kekejaman yang terjadi terhadap orang Uighur di China apa adanya, yaitu genosida, mencegah dunia untuk berpaling dan memaksa kita untuk bertindak," ungkap Sjoerdsma.
Meskipun pernyataan tersebut telah dikeluarkan, parlemen Belanda tidak langsung mengatakan bahwa pemerintah China bertanggung jawab atas dugaan kejahatan kemanusiaan tersebut.
Kelompok aktivis dan pakar HAM PBB mengatakan setidaknya ada 1 juta penduduk Muslim ditahan di kamp-kamp terpencil di Xinjiang. Banyak pihak yang menuduh China melakukan penyiksaan, kerja paksa, hingga sterilisasi.
Baca Juga: China setujui dua vaksin Covid-19 lagi: Sinopharm dan CanSinoBIO
Parlemen Belanda menilai perlakuan China yang berusaha mencegah kelahiran dan menempatkan orang dalam kamp hukuman merupakan bagian dari genosida, sebagaimana tercantum pada Resolusi PBB 260. Resolusi ini juga dikenal sebagai Konvensi Genosida.
Kedutaan besar China di Den Haag mengatakan bahwa setiap tuduhan genosida di Xinjiang adalah kebohongan. Menurut mereka, parlemen Belanda sengaja mencoreng China dan mencampuri urusan dalam negeri China.
Sebelum Belanda, pekan ini Kanada juga sudah mengeluarkan resolusi yang menegaskan bahwa perlakuan China terhadap Uighur adalah genosida.
Baca Juga: China berharap AS segera kembali ke kesepakatan nuklir Iran
Ditolak oleh Menteri Luar Negeri Belanda
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan pemerintah belum mau menggunakan istilah genosida karena situasi pastinya belum diumumkan oleh PBB atau Pengadilan Internasional.
Blok mengatakan bahwa Belanda berharap untuk bekerja sama dengan negara lain dalam masalah tersebut. Ia mengatakan bahwa situasi orang Uighur sangat memprihatinkan.
Dalam pernyataan di situs resminya, Kedutaan Besar China di Den Haag mengatakan populasi Uighur di Xinjiang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat Uighur juga disebut telah menikmati standar hidup yang lebih tinggi, dan harapan hidup yang lebih lama.
"Masalah yang berhubungan dengan Xingjiang tidak pernah tentang hak asasi manusia, etnis atau agama, tetapi tentang memerangi terorisme kekerasan dan suksesi," ungkap pihak kedutaan.
Perwakilan China di PBB pun menuduh negara-negara Barat menggunakan masalah Uighur untuk mencampuri urusan dalam negeri China.