Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pemerintah China pada hari Senin (22/2/2021) menolak "serangan fitnah" tentang kondisi Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang. Pernyataan ini dirilis ketika kekuatan Eropa dan Turki menyuarakan keprihatinan dan menyerukan akses PBB ke wilayah barat yang terpencil di negara tersebut.
Melansir Reuters, aktivis dan pakar hak asasi PBB mengatakan bahwa setidaknya 1 juta Muslim ditahan di kamp-kamp di Xinjiang. China menyangkal pelanggaran dan mengatakan kamp-kampnya memberikan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, mereka mengambil tindakan kontra-terorisme sesuai dengan hukum dan Xinjiang menikmati "stabilitas sosial dan perkembangan yang baik" setelah empat tahun tanpa "kasus teroris".
Dia mengatakan, terdapat 24.000 masjid di Xinjiang, di mana masyarakat dari semua kelompok etnis juga menikmati hak-hak buruh.
Baca Juga: Diplomat senior China menyerukan pengaturan ulang hubungan dengan AS
“Fakta dasar ini menunjukkan bahwa tidak pernah ada yang disebut genosida, kerja paksa, atau penindasan agama di Xinjiang,” kata Wang.
"Tuduhan yang menghasut seperti itu dibuat karena ketidaktahuan dan prasangka, itu hanya tuduhan yang jahat dan didorong secara politik dan jauh dari kebenaran," tambahnya seperti yang dikutip Reuters.
Pemerintahan Biden telah mendukung keputusan pemerintahan Trump pada menit-menit terakhir bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang. Dia mengatakan Amerika Serikat harus bersiap untuk menerapkan sanksi pada China.
Baca Juga: China nyalakan lonceng peringatan kepada Jepang dan AS lewat 2 kapal perang!