Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Anggota parlemen Inggris pada Rabu (13/3) menolak untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan dalam skenario apapun. Hal ini membuka jalan bagi pemungutan suara sebagai upaya menunda Brexit setidaknya hingga akhir Juni.
Mengutip Reuters, setelah drama panjang, anggota parlemen memberikan suara dalam voting dengan suara 321 hingga 278 suara yang mendukung mosi mengesampingkan Brexit tanpa kesepakatan dalam keadaan apapun.
Ini jauh dari mosi yang direncanakan pemerintah, yang mencatat bahwa parlemen tidak ingin meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 29 Maret, tetapi menekankan bahwa posisi secara hukum adalah keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan kecuali ada ratifikasi oleh parlemen.
Sementara mosi yang disepakati tidak memiliki kekuatan hukum, dan pada akhirnya tidak bisa mencegah kesepakatan.
Perdana Menteri Inggris Theresa May bersikukuh tidak mungkin sepenuhnya mengesampingkan Brexit tanpa kesepakatan. Ia mengatakan, anggota parlemen perlu menyepakati jalan ke depan sebelum ada penundaan (Brexit).
Pemerintah mengatakan, pada Kamis ini akan mengusulkan upaya penundaan Brexit hingga 30 Juni. Jika memungkinkan pada 20 Maret, sehari sebelum KTT Uni Eropa parlemen bisa menyetujui kesepakatan untuk meninggalkan Uni Eropa. Pemerintahtidak mengatakan kapan mereka berencana menggelar pemungutan suara lagi.
Para pengamat meyakini, dengan Brexit tanpa kesepakatan yang ditolak, May sekarang berharap melobi anggota parlemen pro Brexit garis keras untuk memilih kesepakatannya.
Jika tidak ada kesepakatan yang didapat pada 20 Maret, "Maka sangat mungkin Dewan Erpopa pada pertemuan hari berikutnya akan memerlukan tujuan yang jelas untuk perpanjangan, paling tidak untuk menentukan waktu perpanjangannya, dan setiap perpanjangan di luar 30 Juni 2019 akan butuh Inggris untuk pemilihan parlemen Eropa pada Mei 2019," bunyi mosi tersebut.
Setelah pemungutan suara Rabu ini, Komisi Eropa kembali menyatakan posisinya bahwa tidak cukup bagi parlemen untuk memilih meninggalkan Eropa tanpa kesepakatan.
Hasil pemungutan suara membuat banyak anggota pro Brexit dari Partai Konservatif marah.
Meski begitu, May mengatakan, pilihan untuk keluar dari Uni Eropa secara teratur merupakan pilihan terbaik.
Dalam putaran krisis Brexit ini, diplomat dan investor melihat empat opsi utama, yakni penundaan, kesepakatan May di menit terakhir, keluar tanpa kesepakatan tanpa disengaja atau referendum lain.