Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Gelombang pasang bursa saham diperkirakan akan terjadi pada 2023, setelah dua tahun yang suram. Ini didorong oleh pembukaan kembali ekonomi China dan potensi dolar yang lebih lemah.
Rata-rata 11 perkiraan dalam survei ahli strategi saham yang disusun oleh Bloomberg memprediksi bursa saham regional bisa naik 9% hingga akhir tahun depan.
Sebagian besar hal negatif yang membebani pasar Asia mulai dari dolar yang melonjak, penguncian Covid di China, dan siklus penurunan produksi chip diyakini memudar dan mengarah ke prospek pendapatan yang lebih baik.
“Lingkungan di ekuitas Asia adalah salah satu dari beberapa titik balik yang akan terjadi,” kata Frank Benzimra, kepala strategi ekuitas Asia di Societe Generale SA.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Shanghai Minta Sekolah Buka Kelas Online Mulai Pekan Depan
Sebagai informasi, Indeks MSCI Asia Pasifik tidak termasuk Jepang telah merosot 19% sejauh ini pada tahun 2022 menyusul penurunan 4,9% pada tahun 2021. Di sisi lain, investor asing telah menarik lebih dari US$ 50 miliar dari pasar negara berkembang di luar China tahun ini.
Meskipun tidak ada peserta survei yang melihat saham Asia turun tahun depan, ada penyebaran yang luas dalam perkiraan menggarisbawahi kehati-hatian atas risiko resesi global dan sulitnya pembukaan kembali ekonomi China.
Ahli strategi melihat rebound pasar awal didorong oleh valuasi rendah, diikuti oleh kenaikan ekspektasi keuntungan. Estimasi pendapatan ke depan untuk Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 3,6% sejak awal November
“Investor global akan mengalihkan dana dari AS ke Asia karena margin yang unggul, dolar yang lebih lemah, dan perubahan positif pada revisi EPS," tulis Dan Fineman, Co-head of Asia Pacific Equity Strategy di Credit Suisse Group AG.
Baca Juga: Elon Musk Bukan Lagi Orang Terkaya Dunia, Ini Penggantinya
Korea Selatan dan Taiwan juga muncul sebagai favorit pilihan investor karena diyakini mendapat manfaat dari peningkatan siklus inventaris teknologi perangkat keras teknologi.
Hanya saja, banyak tantangan untuk tahun depan terlepas dari semua optimisme, dengan kekhawatiran tentang waktu dan sejauh mana pembukaan kembali China menjadi kekhawatiran utama.