Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Hamas pada hari Selasa (31/10) mengatakan bahwa pasukannya mulai melepaskan rudal anti-tank ke arah rombongan tank Israel yang diduga sedang bersiap melakukan serangan darat.
Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan para militan bentrok pada Selasa pagi dengan pasukan Israel yang menyerang poros selatan Gaza.
"Para militan bentrok pada Selasa pagi dengan pasukan Israel yang menyerang poros selatan Gaza, mereka juga menggunakan senapan mesin, dan menargetkan empat kendaraan dengan rudal al-Yassin 105," kata Brigade al-Qassam dalam pernyataannya, dikutip Reuters.
Al-Qassam juga mengatakan bahwa para militannya menargetkan dua tank dan buldozer Israel di barat laut Gaza dengan rudal tersebut.
Baca Juga: ICC: Menghambat Bantuan ke Gaza Bisa Menjadi Kejahatan
Pada hari Senin (30/10), pasukan Israel menargetkan jalan utama utara-selatan Gaza dan menyerang Kota Gaza dari dua arah. Israel mengatakan pasukannya membebaskan seorang tentara dari tawanan Hamas, salah satu dari 239 sandera yang menurut Israel ditangkap pada 7 Oktober.
Israel telah memperluas operasi darat di Gaza sebagai upaya untuk melenyapkan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga telah menolak seruan gencatan senjata yang telah memperdalam krisis kemanusiaan di wilayah kantong Palestina.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa 8.306 orang telah tewas akibat serangan Israel sejak 7 Oktober lalu, termasuk 3.457 di antaranya adalah anak di bawah umur. PBB juga mengatakan lebih dari 1,4 juta penduduk sipil Gaza telah kehilangan tempat tinggal.
Baca Juga: Sekjen PBB: Solusi Dua Negara Bisa Menjamin Perdamaian di Timur Tengah
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang lebih dari 600 sasaran militan dalam beberapa hari terakhir di Gaza. Saat ini Israel bahkan diprediksi sedang mempersiapkan serangan darat.
Pakar militer mengatakan pasukan Israel bergerak perlahan dalam serangan darat mereka untuk menjaga kemungkinan bahwa militan Hamas akan merundingkan pembebasan para sandera.
Pergerakan lambat pasukan darat Israel berbanding terbalik dengan serangan udara yang tak henti-hentinya terjadi selama tiga minggu terakhir.