Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - ROMA. Paus Fransiskus, yang semasa masa jabatannya telah mengunjungi lebih dari 60 negara, akan menempuh perjalanan terakhirnya dari Vatikan menuju Esquiline—salah satu dari tujuh bukit terkenal di Roma—untuk dimakamkan, dalam sebuah langkah yang memutus tradisi lama Gereja.
Kabar wafatnya Paus Fransiskus dalam usia 88 tahun diumumkan oleh Vatikan pada Senin (21/4). Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai pemimpin yang kerap menghadirkan kesederhanaan dalam jabatan agungnya.
Baca Juga: Donald Trump Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus, Siap Hadiri Pemakaman di Roma
Dalam semangat tersebut, ia menolak berbagai kemegahan tradisional Vatikan dan lebih memilih upacara pemakaman yang sederhana.
Vatikan menyampaikan bahwa misa pemakaman akan digelar pada Sabtu mendatang di Lapangan Santo Petrus, di depan Basilika Santo Petrus—tempat peristirahatan sebagian besar paus pendahulunya.
Namun, berbeda dari kebiasaan, Fransiskus memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, salah satu dari empat gereja utama dalam tradisi Kekristenan di Roma.
Dalam wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus meminta agar ia dimakamkan “di dalam tanah, secara sederhana, tanpa dekorasi khusus” dan hanya dengan tulisan nama kepausannya dalam bahasa Latin: Franciscus.
Terakhir kali seorang paus dimakamkan di luar Vatikan adalah Leo XIII yang wafat pada tahun 1903.
Baca Juga: Bagaimana Sosok Paus Fransiskus di Mata Menteri Agama?
Basilika Santa Maria Maggiore, yang berjarak sekitar 4 km dari Vatikan, memiliki tempat khusus di hati Fransiskus karena devosinya kepada Bunda Maria. Ia selalu berdoa di sana sebelum dan setelah setiap perjalanan luar negerinya.
“Aku selalu memiliki devosi yang besar kepada Santa Maria Maggiore, bahkan sebelum menjadi paus,” kata Fransiskus dalam buku wawancara panjangnya berjudul El Sucesor (Sang Penerus) yang dirilis tahun 2024 bersama jurnalis Javier Martinez-Brocal.
Paus asal Argentina itu berdoa di basilika tersebut pada pagi hari 14 Maret 2013, sehari setelah ia terpilih sebagai paus Latin Amerika pertama.
Langit-langit basilika yang berlapis emas kabarnya dibuat dari emas pertama yang dibawa kembali dari Dunia Baru oleh penjelajah Christopher Columbus.
Fransiskus juga kembali ke basilika itu dalam berbagai momen penting selama kepausannya, termasuk berdoa agar pandemi COVID-19 segera berakhir pada tahun 2020, dan setelah menjalani operasi perut pada tahun 2021 dan 2023.
Baca Juga: Paus Fransiskus Wafat, Bagaimana Proses Pemilihan Paus Baru dalam Masa Konklaf?
Salah satu ikon Bizantium yang dihormati dari Bunda Maria berada di Kapel Paulus di sisi kiri basilika. Sebuah vas berisi mawar emas, sumbangan Paus Fransiskus pada 2023, diletakkan di antara lilin-lilin di bawah ikon tersebut.
Sebelum sampai di kapel, terdapat patung Maria, Ratu Perdamaian, yang dibangun atas perintah Paus Benediktus XV pada 1918 untuk memohon perdamaian di akhir Perang Dunia I.
Pada Mei 2022, Paus Fransiskus memimpin doa internasional untuk perdamaian di Ukraina dan wilayah konflik lainnya di bawah patung tersebut.
Baca Juga: Vatikan Masuk ke Masa Novemdiales Pasca Paus Fransiskus Wafat, Apa Itu?
Ruang Penyimpanan Lilin Jadi Makam Paus
“Tak jauh dari patung Ratu Perdamaian, ada sebuah ceruk kecil, sebuah pintu menuju ruang tempat penyimpanan lilin. Aku melihatnya dan berpikir: ‘Ini tempatnya,’” tutur Paus dalam El Sucesor, merujuk pada lokasi makam yang ia pilih sendiri.
Petinya yang terbuat dari kayu cemara tidak akan dibungkus timbal atau lapisan kayu tambahan sebagaimana tradisi pemakaman paus selama ini.
Di masa Romawi Kuno, kawasan Esquiline digunakan sebagai tempat pemakaman budak, orang miskin, dan mereka yang dihukum mati.
Kini, kawasan ini menjadi rumah bagi Stasiun Termini—stasiun kereta api utama Roma—dan dikenal sebagai lingkungan multietnis yang padat serta dihuni banyak sineas dan aktor.
Santa Maria Maggiore didirikan pada tahun 432, setahun setelah Konsili Efesus menyatakan Maria sebagai Bunda Allah.
Basilika ini adalah satu-satunya di Roma yang masih mempertahankan struktur Kristen awal, meskipun telah mengalami banyak renovasi selama berabad-abad.
Baca Juga: Jenazah Paus Fransiskus Bakal Dipindah ke Basilika Santo Petrus pada Rabu (23/4)
Sebuah legenda yang digambarkan pada mozaik abad ke-13 di loggia basilika menyebutkan bahwa pada masa lalu terjadi salju secara ajaib di musim panas di lokasi yang kini menjadi tempat gereja tersebut berdiri.
Setiap tanggal 5 Agustus, warga Roma berkumpul untuk memperingati mukjizat “La Madonna Della Neve” atau “Bunda Maria Salju”.
Basilika ini juga menjadi tempat peristirahatan bagi tujuh paus serta sejumlah tokoh religius, termasuk Kardinal Bernard Law, mantan Uskup Agung Boston yang dikenal karena keterlibatannya dalam skandal pelecehan seksual oleh imam.
Santa Maria Maggiore juga merupakan makam dari Gian Lorenzo Bernini, pematung dan arsitek Barok ternama. Sebuah tangga spiral yang dinamai menurut namanya menghubungkan lima lantai bangunan yang menempel pada gereja tersebut. Bentuk spiralnya dikatakan melambangkan perjalanan iman umat Kristen dari dunia menuju surga.