kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

PBB Berharap Negara-Negara Segera Mengirim Bantuan Militer ke Haiti


Kamis, 22 Desember 2022 / 11:56 WIB
PBB Berharap Negara-Negara Segera Mengirim Bantuan Militer ke Haiti
ILUSTRASI. Anggota Kepolisian Nasional Haiti berpatroli di Port-Au-Prince, Haiti 28 April 2022. REUTERS/Ralph Tedy Erol


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Di sejumlah krisis keamanan yang melanda dunia saat ini, PBB berharap negara-negara tidak melupakan apa yang terjadi di Haiti. Wakil Sekjen PBB, Amina Mohammed, berharap Haiti juga segera menerima bantuan militer.

Berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu (21/12), Amina mendesak negara-negara untuk segera mempertimbangkan permintaan Haiti akan angkatan bersenjata internasional khusus.

"Sekarang jelas bukan waktunya bagi dunia untuk berpaling dari Haiti. Ini saatnya untuk meningkatkan dan mengubah krisis saat ini menjadi peluang bagi Haiti untuk bangkit kembali dengan lebih kuat," kata Amina seperti dikutip Reuters.

Sekjen PBB, Antonio Guterres, bulan Oktober lalu mengusulkan agar satu atau beberapa negara mengirim pasukan aksi cepat (rapid action force) untuk membantu polisi Haiti menghadapi ancaman kelompok bersenjata.

Baca Juga: Sekjen PBB Pesimistis Perang Ukraina-Rusia Bakal Segera Berakhir

Namun, Guterres tidak menyarankan agar pasukan dikerahkan langsung oleh PBB.

Konflik di Haiti disebabkan oleh geng bersenjata yang memperluas wilayah mereka sejak pembunuhan Presiden Jovenel Moise tahun 2021. Hingga saat ini baku tembak antara geng dan polisi telah menjadi rutinitas.

Bulan September lalu, kelompok-kelompok tersebut menciptakan krisis kemanusiaan dengan memblokir terminal bahan bakar selama hampir enam minggu yang berujung pada berhentinya sebagian besar kegiatan ekonomi Haiti.

Sejauh ini belum ada yang menawarkan diri untuk memimpin pasukan sesuai dengan permintaan PBB. Baru Bahama yang mengatakan bersedia mengirim pasukan atau polisi jika diminta. Beberapa negara Afrika juga siap memberikan dukungan.

Baca Juga: Taliban Resmi Melarang Perempuan Afghanistan Belajar di Universitas

Pertemuan Dewan Kemanan PBB untuk membahas krisis di Haiti ini diminta oleh Rusia. Meskipun demikian Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, ragu kehadiran militer internasional bisa mengubah situasi.

"Kami ragu bahwa opsi pengiriman pasukan militer internasional dapat mengubah situasi secara fundamental," kata Nebenzia.

Negara pemegang hak veto lain, yakni AS, mengatakan pihaknya sedang menyusun resolusi Dewan Keamanan untuk mendukung misi non-PBB agar bantuan keamanan dan kemanusiaan bisa mengalir ke Haiti.

Resolusi dewan membutuhkan sembilan suara mendukung dan tidak ada veto oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China atau Rusia.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×