kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PBB: Iran kembangkan logam uranium untuk bahan bakar reaktor nuklir


Kamis, 14 Januari 2021 / 06:05 WIB
PBB: Iran kembangkan logam uranium untuk bahan bakar reaktor nuklir
ILUSTRASI. Iran telah memulai pengerjaaan bahan bakar berbasis logam uranium untuk reaktor penelitian. REUTERS/Morteza Nikoubazl


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - VIENNA. Pengawas nuklir PBB dan Teheran mengatakan pada Rabu (13/1/2021), Iran telah memulai pengerjaaan bahan bakar berbasis logam uranium untuk reaktor penelitian. Ini merupakan pelanggaran terbaru dari kesepakatan nuklirnya dengan enam negara besar ketika negara itu mendesak untuk mencabut Sanksi AS.

Melansir Reuters, Iran telah melakukan pelanggaran kesepakatan dalam dua bulan terakhir. Beberapa dari langkah-langkah itu diwajibkan oleh undang-undang yang disahkan sebagai tanggapan atas pembunuhan ilmuwan nuklir utamanya pada November, yang dituduhkan Teheran pada musuh bebuyutannya, Israel.

Langkah tersebut meningkatkan tekanan pada Presiden terpilih AS Joe Biden, yang bakal resmi menjabat pada minggu depan dan telah berjanji untuk mengembalikan Amerika Serikat ke kesepakatan jika Iran melakukan kepatuhan secara penuh. Di sisi lain, Iran ingin Washington mencabut sanksi terlebih dahulu.

“Direktur Jenderal (Badan Energi Atom Internasional) Rafael Mariano Grossi hari ini menginformasikan kepada negara-negara Anggota IAEA tentang perkembangan terkini mengenai rencana Iran untuk melakukan kegiatan Litbang pada produksi logam uranium sebagai bagian dari tujuan yang dinyatakan untuk merancang jenis bahan bakar yang lebih baik untuk Reaktor Riset Tehran," demikian pernyataan IAEA seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Mike Pompeo kembali tuduh Iran punya hubungan dengan Al Qaeda

Badan tersebut mengeluarkan laporan ad hoc kepada negara-negara anggota ketika Iran melakukan pelanggaran baru dari kesepakatan itu, meskipun mereka menolak untuk menyebut hal itu sebagai pelanggaran.

Kesepakatan itu secara khusus memberlakukan larangan 15 tahun terhadap Iran yang memproduksi atau memperoleh logam uranium, bahan sensitif yang dapat digunakan dalam inti bom nuklir.

Baca Juga: Situasi makin memanas, Iran resmikan pangkalan rudal bawah tanah

Laporan rahasia IAEA kepada negara-negara anggota, diperoleh oleh Reuters, mengatakan Iran telah mengindikasikan rencananya untuk memproduksi logam uranium dari uranium alami dan kemudian memproduksi logam uranium yang diperkaya hingga 20% untuk bahan bakar untuk kebutuhan Teheran Research Reactor.

Mengutip Reuters, secara terpisah Iran juga berencana untuk memperkaya uranium hingga 20%, tingkat yang terakhir dicapai sebelum kesepakatan 2015, di wilayah Fordow yang terkubur di gunung. Proses itu sudah dimulai pada minggu lalu. 

Badan intelijen AS dan IAEA percaya Iran memiliki rahasia, program senjata nuklir terkoordinasi yang dihentikan pada tahun 2003. Iran menyangkal membangun senjata nuklir dan mengatakan tujuannya dengan energi nuklir sepenuhnya untuk tujuan damai.

Baca Juga: Kasus pembunuhan Jenderal Soleimani, Iran minta Interpol tangkap Donald Trump

Iran mengatakan kepada badan tersebut pada hari Rabu, bagaimanapun, bahwa tidak ada batasan pada kegiatan Litbang miliknya dan modifikasi serta pemasangan peralatan yang relevan untuk kegiatan Litbang tersebut telah dimulai di Pabrik Fabrikasi Plat Bahan Bakar di Isfahan, kata laporan IAEA.

Selanjutnya: AS: Iran melakukan pemerasan nuklir dengan meningkatkan pengayaan uranium



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×