Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Guterres mengatakan 54 negara Afrika telah mendata lebih dari 2,2 juta kasus infeksi virus corona dan lebih dari 53.000 kematian akibat Covid-19. “Ada harapan nyata bahwa vaksin yang dikombinasikan dengan tindakan kesehatan masyarakat lainnya akan membantu mengatasi pandemi,” kata Guterres.
Tetapi untuk mengakhiri wabah, dia menambahkan, vaksin harus tersedia untuk semua dan "sebagian besar negara Afrika kekurangan pembiayaan untuk menanggapi krisis secara memadai, sebagian karena penurunan permintaan dan harga ekspor komoditas mereka."
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika, John Nkengasong, mengatakan pada akhir November bahwa vaksin Covid-19 di benua itu mungkin tidak akan dimulai hingga kuartal kedua tahun depan. Di masa lalu, kata Nkengasong, "Saya telah melihat bagaimana Afrika diabaikan ketika obat-obatan tersedia."
Soal pernyataan Nkengasong, Guterres menjawab, "Harapan saya kita bisa melakukannya [vaksinasi] sebelum kuartal kedua, namun memang benar bahwa apa yang kita saksikan hari ini adalah upaya besar dari beberapa negara yang memastikan vaksin untuk populasi mereka sendiri."
Baca juga: Brosur promo Tupperware Desember 2020, produk piring dan mangkok harga murah
“Memang benar, kita tengah menyaksikan nasionalisme vaksinasi bergerak dengan kecepatan penuh,” ujar ketua PBB itu. “Jika Afrika tidak didukung dengan baik, kami tidak akan mampu melawan pandemi,” katanya.
“Ada beberapa vaksin yang sedang disiapkan untuk COVAX, dan sangat mungkin untuk diberikan jika pembiayaannya dijamin.”
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Negara Kaya Lakukan "Nasionalisme Vaksin", Ini Peringatan Sekjen PBB",
Penulis : Miranti Kencana Wirawan
Editor : Miranti Kencana Wirawan