Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Populasi China menurun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun. Kejadian itu menjadi perubahan bersejarah bagi negara terpadat di dunia yang diperkirakan mengalami penurunan populasi dalam jangka panjang.
Negara berpenduduk 1,4 miliar ini telah melihat tingkat kelahiran anjlok ke rekor terendah seiring bertambahnya usia angkatan kerjanya, penurunan yang menurut para analis dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan menambah tekanan pada keuangan publik negara yang tegang.
Populasi china daratan mencapai sekitar 1.411.750.000 pada akhir tahun 2022, Biro Statistik Nasional (NBS) Beijing melaporkan pada hari Selasa, turun 850.000 dari akhir tahun sebelumnya.
Baca Juga: Investasi Properti China Turun untuk Pertama Kalinya Sejak 1999
Jumlah kelahiran adalah 9,56 juta, kata NBS, sementara jumlah kematian mencapai 10,41 juta. Pria juga terus melebihi jumlah wanita di China sebesar 722,06 juta menjadi 689,69 juta.
Angka-angka baru menandai penurunan pertama populasi China sejak 1961, ketika negara itu berjuang melawan kelaparan terburuk dalam sejarah modernnya, yang disebabkan oleh kebijakan pertanian bencana Mao Zedong yang dikenal sebagai Lompatan Jauh ke Depan.
China telah lama menjadi negara terpadat di dunia, tetapi diperkirakan akan segera diambil alih oleh India. Perkiraan menempatkan populasi India lebih dari 1,4 miliar.
Kepala NBS, Kang Yi, mengatakan orang tidak perlu khawatir tentang penurunan populasi China karena pasokan tenaga kerja negara secara keseluruhan masih melebihi permintaan.
Baca Juga: Makin Makmur, Ikuti 8 Cara Dapatkan Keberuntungan di Perayaan Imlek Tahun Ini
Meskipun China mengakhiri kebijakan satu anak yang ketat pada tahun 2016 dan pada tahun 2021 mengizinkan pasangan untuk memiliki tiga anak, perubahan kebijakan tersebut tidak membalikkan penurunan demografis.
Dalam jangka panjang, para ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa percaya, populasi China dapat berkurang hingga 109 juta pada tahun 2050, lebih dari tiga kali lipat penurunan perkiraan mereka sebelumnya pada tahun 2019.