Sumber: AP News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa (3/1) menyambut lima anggota baru. Mereka adalah Jepang, Ekuador, Malta, Mozambik, dan Swiss. Dua di antaranya baru pertama kali mendapat kursi bergengsi tersebut.
Dilansir dari AP News, kelima duta besar menjalankan tradisi memasang bendera nasional mereka di samping bendera anggota lain di luar ruang dewan.
Duta Besar Mozambik, Pedro Comissario Afonso, menyebut penunjukkan ini sebagai momen bersejarah bagi negaranya. Tanggal pelantikan pun dinilai akan jadi tanggal bersejarah bagi bangsanya.
Duta Besar Swiss, Pascale Baeriswyl, menganggap ini merupakan tanggung jawab yang besar bagi negaranya yang baru pertama kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: WHO: Tak Ada Varian COVID baru di China, Namun Angka Kematian Tak Sesuai
Selain dua negara itu, ketiga negara lain sudah pernah terpilih menjadi anggota di periode-periode sebelumnya. Jepang sudah 12 kali, Ekuador 4 kali, dan Malta 2 kali.
Lima anggota baru itu menggantikan India, Irlandia, Kenya, Meksiko, dan Norwegia yang masa jabatannya berakhir pada 31 Desember.
Anggota lainnya, yang memiliki masa jabatan dua tahun, saat ini adalah Albania, Brasil, Gabon, Ghana, dan Uni Emirat Arab.
Mendapatkan kursi di Dewan Keamanan PBB dianggap sebagai prestasi diplomasi yang dapat meningkatkan profil global suatu negara, terutama negara-negara kecil dan berkembang.
Baca Juga: AS Jadi Negara Terkuat di Dunia pada 2022
Posisi ini juga memungkinkan negara yang sedang berjuang menghadapi masalah perdamaian dan keamanan untuk mencari perhatian lebih dari komunitas internasional.
Dewan Keamanan PBB secara umum bertugas untuk menyebarkan misi pemeliharaan perdamaian. Mereka juga memiliki hak untuk menyetujui sanksi, mengadakan pembicaraan tentang konflik, serta mensurvei masalah tematik seperti terorisme dan pengendalian senjata.
Para anggota Dewan Keamanan juga dapat menggunakan platform ini untuk menyoroti masalah atau topik menarik yang muncul bagi mereka.
Meskipun demikian, hasil akhir dari segala pembicaraan akan tetap ditentukan oleh suara para anggota tetap yang memiliki hak veto, yaitu China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.