kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pebisnis yoghurt Amerika yang hijrah dari Turki


Sabtu, 26 Oktober 2013 / 12:53 WIB
Pebisnis yoghurt Amerika yang hijrah dari Turki
ILUSTRASI. Jadwal Konser Jakarta Fair 2022 Hari Ini (20/6) Tony Q Rastafara, Cek Harga Tiket


Reporter: Yuliani Maimuntarsih, Dessy Rosalina | Editor: Dessy Rosalina

Ada anggapan, Tuhan mendatangkan keberuntungan terhadap mereka yang berada di tempat dan waktu yang tepat. Agaknya, anggapan ini juga berlaku pada Hamdi Ulukaya. Tahun ini, Ulukaya masuk daftar orang terkaya sejagat raya. Pria berusia 41 tahun ini menduduki peringkat ke-36 dari deretan orang paling tajir di Turki.

Forbes juga mendaulat Ulukaya sebagai orang terkaya di posisi 1.268 di seluruh dunia. Media yang menghimpun kekayaan kaum pesohor ini menghitung, kekayaan Ulukaya mencapai US$ 1,1 miliar. Ulukaya memupuk pundi-pundi kekayaannya lewat bendera usaha Chobani Chobani Inc. Ini adalah produsen susu fermentasi (yoghurt) yang berbasis di  New York, Amerika Serikat (AS). 

Keberuntungan menghampiri pebisnis kaya raya ini setelah berada di tempat dan waktu yang tepat. Kisah sukses Ulukaya berawal saat dia hijrah dari kampung halaman Turki ke Amerika pada tahun 1997 silam. Kala itu, tujuan Ulukaya datang ke AS hanyalah mengecap pendidikan di University at Albany.

Naluri bisnis Ulukaya tumbuh saat sang ayah datang berkunjung. “Saat datang, ayah mengatakan, produk susu dan keju di Amerika sangat buruk. Ini langsung menggerakkan saya mengadu nasib di industri itu," ujar dia, mengutip www.bizjournals.com.
Pada tahun 2001, Ulukaya mencoba peruntungan, dengan mendirikan Euphrates di New York. Ini perusahaan keju feta atau keju Yunani yang terbuat dari susu domba atau susu kambing.

Empat tahun berselang, Ulukaya  melihat iklan baris tentang penjualan pabrik yoghurt bekas Kraft Foods. Tak pikir panjang, Ulukaya langsung membeli pabrik tersebut dengan meminjam uang kepada bank sebesar US$ 1 juta. Kejadian yang berlangsung di tahun 2005 ini menjadi awal mula kelahiran Chobani. Bermodalkan pabrik keju feta dan yoghurt, Ulukaya melahirkan produk greek yoghurt.

Membutuhkan waktu sekitar 18 bulan bagi Ulukaya menyempurnakan yoghurt racikannya. Yoghurt Chobani mulai dilempar ke pasar Amerika pada Oktober 2007 lalu. Salah satu keunggulan produk Chobani adalah greek yoghurt atau yoghurt tanpa pengawet dan pemanis buatan. Saat ini, pabrik yoghurt Chobani mempekerjakan sekitar 1.300 orang dan memproduksi 12 juta ons yoghurt saban minggu.

Insting bisnis Ulukaya tak meleset. Sejak dilempar perdana ke pasaran, Chobani sukses meraup pendapatan sebesar US$ 1 miliar per tahun.  Pada Desember 2012, Ulukaya membesarkan bisnisnya dengan membuka pabrik yoghurt baru di Twin Falls, Idaho. Ekspansi ini demi mencaplok potensi pasar yoghurt AS yang mencapai sekitar US$ 7 miliar per tahun.

Mengutip data Euromonitor, greek yoghurt, saat ini disukai lebih dari 40% konsumen AS. Di pasar AS, merek yoghurt produksi Chobani menguasai sekitar 39% pangsa pasar AS. Di peringkat kedua, ada yoghurt produksi General Mills Inc, yakni Yoplait, yang menguasai 24% pangsa pasar. Meski begitu, Ulukaya menghadapi tantangan serius di masa mendatang.

Pasalnya, Starbucks Corp dan Danone SA kompak bergandengan tangan meracik greek yoghurt. Yoghurt hasil co-branding ini mulai dijual di gerai-gerai Starbucks pada tahun 2014. Di sisi lain, kisruh rumah tangga mewarnai perjalanan bisnis Ulukaya. Pada Agustus 2012, mantan istrinya, Alyse Giray, menggugat Ulukaya.

Tak tanggung-tanggung, Giray menuntut dana sebesar US$ 1,5 miliar atau setara dengan 53% saham Chobani. Giray mengklaim bahwa dana dan saham Chobani adalah haknya lantaran dia memberi Ulukaya uang untuk memulai Chobani.                




TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×