kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pembalasan Iran ke AS dinilai terlalu cepat & marah, ada bahaya nyata lepas kendali


Rabu, 08 Januari 2020 / 14:39 WIB
Pembalasan Iran ke AS dinilai terlalu cepat & marah, ada bahaya nyata lepas kendali
ILUSTRASI. Jet Angkatan Udara F-16 selama latihan NATO di Estonia, 12 Juni 2018.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Pakar itu menjelaskan bahwa tindakan Teheran menunjukkan bahwa pihak berwenang memutuskan untuk menyerang agar Trump tahu bahwa mereka juga dapat melukainya dan tidak terpojok oleh apa yang disebut kampanye tekanan maksimum presiden untuk mengekang pengejaran infrastruktur infrastruktur dan regional nuklir Iran. 

“Pertanyaan besarnya adalah apa yang akan dilakukan Presiden Trump? Karena begitu banyak keputusannya ditentukan agar ia terpilih kembali jadi presiden AS. Maka dia harus membuat keputusan cepat apakah perang dengan Iran dan semua kekacauan yang menyertainya di Timur Tengah akan membantunya atau membantunya dikalahkan dalam pemilihan November mendatang, "kata Vatanka.

Baca Juga: Serangan rudal Iran ke pangkalan militer AS dinilai dapat mengurangi ketegangan

Presiden AS Donald Trump merespons dalam tweet beberapa jam setelah serangan, “Semua baik-baik saja! Rudal diluncurkan dari Iran di dua pangkalan militer yang berlokasi di Irak. Dia mengatakan AS sedang menilai korban dan kerusakan. "Sejauh ini baik! Sejauh ini, kita memiliki militer yang paling kuat dan lengkap di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi. "

Trump sebelumnya mengancam akan menyerang 52 sasaran, termasuk situs budaya, di Iran dengan sangat keras bila Iran membalas dendam atas pembunuhan Soleimani, sebuah janji yang tampaknya ditolak oleh Kepala Staf Gabungan Pentagon Jenderal Mark Milley.

Baca Juga: Mengapa Donald Trump memprovokasi Iran untuk menyerang pasukan AS?



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×