Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - ISTANBUL. Pembukaan Hagia Sophia sebagai tempat ibadah memicu kasus virus corona baru di Turki karena tindakan pencegahan tidak diikuti secara ketat. Hal tersebut dikatakan oleh profesional kesehatan.
Sekitar 350.000 orang memadati Hagia Sophia pada 24 Juli dan daerah di sekitarnya setelah tengara era Bizantium menjadi masjid lagi setelah difunngsikan sebagai museum selama beberapa dekade.
Beberapa dari 500 tamu di dalam masjid, termasuk anggota parlemen dan jurnalis, telah didiagnosis dengan penyakit tersebut. Tidak ada jarak sosial dan pemakaian masker.
Jumlah kasus COVID-19 harian baru mulai meningkat dan melebihi 1.000 tepat setelah libur Idul Adha. Keputusan pemerintah untuk menahan angka tentang jumlah pasien dalam perawatan intensif dan mereka yang diintubasi telah meningkatkan kekhawatiran tentang kenyataan virus corona di negara tersebut.
Baca Juga: Setelah 86 tahun, warga Turki bisa salat lagi di Hagia Sophia
Para profesional kesehatan yang dihubungi oleh Arab News mengatakan pandemi telah memburuk pada bulan lalu, dan pembukaan Hagia Sophia untuk sholat tanpa tindakan pencegahan yang tepat dan tegas adalah alasan lonjakan tersebut.
"Setelah pembukaan Hagia Sophia, kami juga mendengar banyak kasus di kalangan politisi," kata seorang dokter yang lebih suka tidak disebutkan namanya kepada Arab News. "Tapi itu karena mereka menjalani pemeriksaan rutin setiap tiga hari untuk memastikan mereka sehat."
Dokter, yang bekerja di sebuah rumah sakit di provinsi Anatolia tengah, Sivas, menambahkan: “Jika warga biasa juga mendapatkan tes serupa, angka kasus sebenarnya akan lebih tinggi. Jika keadaan terus seperti ini, tidak akan ada orang di rumah sakit yang tidak terinfeksi ... Bahkan mungkin ada kekurangan tenaga medis yang mengundurkan diri dari pekerjaan atau menjadi sakit. ”
Pemimpin dunia Muslim dan Kristen, termasuk Paus Francis, diundang ke doa pengukuhan di Hagia Sofia, menurut Dr. Ergin Kocyildirim, yang merupakan ahli bedah kardiotoraks pediatrik dan asisten profesor di Departemen Bedah Kardiotoraks di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.
“Sepertinya tidak ada dari mereka yang menghadiri sholat, tetapi virus corona hadir,” katanya kepada Arab News.
Baca Juga: Ratusan umat Islam di Turki menjalankan sholat Jumat perdana di Hagia Sophia