Sumber: AFP, yahoo |
SYDNEY. Hari Selasa (3/2) ini, pemerintah Australia merilis paket stimulus senilai A$ 42 miliar atau setara dengan US$ 26 miliar. Langkah ini dilakukan oleh Pemerintah Negeri Kanguru lantaran krisis finansial kian menggiring mereka pada resesi.
"Tidak ada satu pun negara yang bisa melarikan diri dari dampak resesi global yang menebabkan pertumbuhan menyusut, pemecatan karyawan yang begitu banyak dan defisit bujet di seluruh dunia," kata Treasurer Wayne Swan.
Ia mengimbuhkan, beratnya resesi global telah menghempaskan perekonomian Australia. pertumbuhan ekonomi melambat dan tingkat tenaga kerja akan melemah.
Paket stimulus perekonomian ini termasuk pengeluaran sebesar A$ 28,8 miliar untuk pendidikan, perumahan dan pembangunan jalan. Selain itu, juga ada pemberian secara tunai sebesar A$ 12,7 miliar untuk mereka yang berpendapatan rendah hingga menengah.
Pemerintah juga mengurangi prediksi pertumbuhan ekonomi dan menaikan hitungan pemangkasan karyawan. Namun, pemerintah juga tak lalai untuk memperingatkan bahwa bujet mereka akan terkikis A$ 22,5 miliar dan menjadi defisit tahun ini.
Asal tahu saja, Mei lalu, mereka telah memprediksikan bahwa bujet mereka bakal surplus A$ 21,7 miliar.
Pertumbuhan gross domestic product (GDP) diperkirakan 1,0% pada tahun 2009-2009 dan menyusut menjadi 0,75% di tahun berikutnya. Angka ini jauh lebih mini jika dibandingkan dengan prediksi sebesar 2,0% dan 2,25% yang dibuat tiga bulan silam.
Tingkat pengangguran di Australia juga diprediksikan akan meningkat menjadi 7% tahun 2009-2010.
International Monetary Fund memprediksikan perekonomian Australia akan menyusut sebesar 0,2% pada tahun 2009 jika tidak ada langkah agresif yang diambil oleh pemerintah.
Desember lalu, pemerintah Australia telah menggulirkan paket stimulus sebesar A$ 10,4 miliar untuk menyokong pengeluaran konsumen.
Kemarin, Perdana Menteri Australia Kevin Rudd menegaskan bahwa krisis ekonomi global dan lemahnya China akan menyusutkan penerimaan pajak sebesar A$ 115 miliar dalam empat tahun ke depan.