kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Pemerintahan Trump tak khawatir dengan gelombang kedua virus corona?


Sabtu, 13 Juni 2020 / 11:16 WIB
Pemerintahan Trump tak khawatir dengan gelombang kedua virus corona?
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump tiba untuk memberikan keterangan mengenai negosiasi dengan perusahaan farmasi atas biaya insulin bagi warga lansia AS di Medicare pada sebuah acara di Rose Garden Gedung Putih di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Wa


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, Pemerintahan Presiden Donald Trump tidak khawatir dengan gelombang kedua virus corona baru.

Kudlow, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, membuat pernyataannya dalam pertemuan virtual pribadi untuk klien bank investasi Evercore Inc, Wall Street Journal melaporkan, mengutip rekaman pertemuan itu.

"Pada dasarnya, cerita ada beberapa gelombang virus (corona), sangat bisa dikendalikan," kata Kudlow seperti dilansir Reuters, Sabtu (13/6), mengutip laporan Wall Street Journal

Baca Juga: Pejabat AS ingatkan risiko kenaikan infeksi corona saat pembatasan kegiatan dicabut

Sebelumnya, Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengingatkan, peningkatan jumlah pasien rawat inap akibat virus corona di beberapa negara bagian bisa melesat di luar kendali jika tidak menerapkan rezim pelacakan kontak yang kuat.

Kepada CNN seperti Reuters lansir, Fauci menyatakan, ketika pembatasan ekonomi dicabut, Amerika Serikat (AS) melihat peningkatan infeksi virus corona.

"Tetapi, ketika Anda mulai melihat lebih banyak orang rawat inap, itu adalah tanda yang pasti bahwa Anda berada dalam situasi di mana Anda pergi ke arah yang salah," ujar Fauci.

Baca Juga: Negara bagian AS cetak rekor baru corona, pemerintah ngotot tak tutup ekonomi lagi

Sejauh ini, lebih dari 114.000 orang meninggal akibat virus corona di AS, menurut penghitungan Reuters. Sekitar setengah lusin negara bagian AS bergulat dengan lonjakan jumlah pasien virus corona di rumah sakit.

Texas dan North Carolina pada Jumat (12/6) melaporkan tingkat rawat inap tertinggi sejak pandemi bergulir. Tapi, para pejabat di kedua negara bagian mengatakan, juga mencatat tingkat kematian terendah.

Fauci menggarisbawahi, peningkatan rawat inap pasien virus corona adalah tren yang mengkhawatirkan, dan tanda bahwa mungkin perlu sedikit memperlambat pelonggaran penguncian.




TERBARU

[X]
×