kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Pemimpin ASEAN Kompak Soal Kesepakatan Tarif dengan AS Tak Boleh Rugikan Anggota


Selasa, 27 Mei 2025 / 20:16 WIB
Pemimpin ASEAN Kompak Soal Kesepakatan Tarif dengan AS Tak Boleh Rugikan Anggota
ILUSTRASI. (dari kanan) Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Presiden RI Prabowo Subianto, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri Myanmar Aung Kyaw Moe, dan Perdana Menteri Laos Sanexay Siphandone berfoto bersama sebelum pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-46 di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Kuala Lumpur, Senin (26/5/2025). Para pemimpin negara dan pemerintahan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berkumpul di Kuala Lumpur untuk mengikuti KTT ASEAN ke-46, KTT ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) serta KTT ASEAN-GCC-China pada 26-27 Mei 2025. ANTARA FOTO/Virna Puspa Setyorini/foc.


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

​KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara menyepakati prinsip bersama bahwa kesepakatan tarif bilateral dengan Amerika Serikat (AS) tidak boleh merugikan negara anggota ASEAN lainnya.

Hal ini disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, selaku Ketua ASEAN 2025, pada penutupan KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Selasa (27/5).

Baca Juga: Presiden Prabowo Kembali ke Tanah Air usai Ikuti Rangkaian KTT ke-46 ASEAN

Anwar menegaskan bahwa konsensus itu muncul di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan dagang AS di bawah Presiden Donald Trump, termasuk rencana penerapan tarif besar-besaran bertajuk "Liberation Day tariffs" mulai Juli mendatang.

"Meski tiap negara tetap menjalankan negosiasi bilateral, ada kesepahaman bahwa keputusan tersebut tidak boleh mengorbankan negara anggota ASEAN lainnya," ujar Anwar dalam konferensi pers.

ASEAN Lindungi Kepentingan 660 Juta Penduduk

Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif antara 32% hingga 49% terhadap impor dari enam negara Asia Tenggara jika negosiasi tidak membuahkan hasil.

Baca Juga: Prabowo Dorong Brunei, Indonesia, Malaysia dan Filipina Jadi Pusat Ketahangan Pangan

Ekspor kawasan ke AS menjadi sangat vital, mengingat Amerika Serikat adalah pasar ekspor utama bagi ASEAN, yang memiliki produk domestik bruto (PDB) gabungan lebih dari US$ 3,8 triliun.

"ASEAN harus melindungi kepentingan bersama dari 650 sampai 660 juta penduduknya," tegas Anwar.

Untuk meredakan tensi dagang, Anwar mengatakan telah mengirim surat kepada Presiden Trump guna meminta pertemuan bilateral antara ASEAN dan AS membahas tarif.

ASEAN Desak Gencatan Senjata Nasional di Myanmar

Selain isu dagang, KTT ASEAN juga menyoroti krisis kemanusiaan yang masih terjadi di Myanmar.

Baca Juga: Presiden Prabowo Tegaskan Solidaritas ASEAN-GCC terhadap Palestina

Para pemimpin menyerukan perluasan gencatan senjata secara nasional sebagai langkah awal menuju penyelesaian konflik.

"Myanmar telah mengalami kekacauan sejak kudeta militer pada 2021, dengan lebih dari 3,5 juta orang mengungsi," kata Anwar.

ASEAN mendorong semua pihak yang bertikai membangun kepercayaan dan membuka jalan bagi dialog inklusif, sebagaimana tercantum dalam komunike bersama.

Anwar menyebut telah terjadi kemajuan signifikan dalam diplomasi Myanmar, termasuk pertemuan tertutup dengan Jenderal Min Aung Hlaing dan komunikasi virtual dengan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) yang pro-demokrasi.

"Ini tahap awal. Tapi sekarang kedua belah pihak sudah mulai berdialog, meski di level yang lebih rendah," ungkap Anwar.

Baca Juga: Indonesia Dorong Kohesivitas ASEAN Hadapi Dinamika Global

Thailand Ingin Libatkan Komunitas Internasional

Pernyataan Anwar ini senada dengan rencana Menlu Thailand Maris Sangiampongsa yang ingin mendorong keterlibatan komunitas internasional dalam menyelesaikan konflik Myanmar, yang hingga kini masih membuat junta militer terisolasi secara diplomatik dan dijatuhi sanksi oleh Barat.

KTT ASEAN juga dihadiri oleh Perdana Menteri China Li Qiang dan sejumlah pemimpin negara Teluk, menandai meningkatnya keterlibatan ASEAN dalam percaturan global yang semakin dinamis dan penuh tekanan geopolitik.

Selanjutnya: Telkom Indonesia (TLKM) Guyur Dividen Rp 21,04 Triliun, Cermati Rekomendasi Analis

Menarik Dibaca: Ingin Kaya di 2025? Ini 5 Realita yang Harus Anda Tanggung, Tapi Layak Diperjuangkan




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×