kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemimpin gereja yang menjadi klaster Covid-19 di Seoul terancam denda jutaan Won


Jumat, 18 September 2020 / 15:38 WIB
Pemimpin gereja yang menjadi klaster Covid-19 di Seoul terancam denda jutaan Won
ILUSTRASI. Potret Gereja Sarang Jeil yang terletak di wilayah selatan kota Seoul. Pemimpin gereja yang menjadi klaster Covid-19 di Seoul terancam denda jutaan Won


Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemerintah kota Seoul mengumumkan rencana pemberian denda kepada pemimpin Gereja Sarang Jeil yang diduga menjadi klaster Covid-19 baru di Seoul.

Dikutip dari Yonhap, Jumat (18/9), pemerintah akan mengajukan biaya kompensasi sebesar 4,6 juta Won atau sekitar Rp58,4 jutaan kepada Pendeta Jun Kwang-hoon.

Gereja Sarang Jeil menjadi perhatian pemerintah kota Seoul karena disinyalir menjadi klaster baru penyebaran virus corona pada bulan Agustus lalu.

Saat itu Kwang-hoon diduga memimpin protes anti-pemerintah di pusat kota Seoul yang dihadiri oleh ribuan orang. Kwang-hoon sendiri akhirnya dinyatakan positif corona.

Selain menyebabkan penambahan angka pasien Covid-19 di Seoul, para pengikut Kwang-hoon dari Gereja Sarang Jeil ini juga menimbulkan kerugian material akibat demonstrasi yang mereka lakukan.

Baca Juga: Corona di Korea: Kluster virus corona muncul di perusahaan masker wajah di Seoul

"Kerusakan yang dialami pemerintah kota, dinas transportasi, kantor kelurahan, dan lembaga asuransi kesehatan, diperkirakan ada di angka 13,1 miliar Won," ungkap pemerintah kota Seoul dalam rilis persnya, seperti dikutip dari Yonhap.

Jumlah tersebut termasuk 330 juta Won untuk merawat 641 pasien Covid-19 baru dan 663 juta Won untuk mendanai orang-orang di sekitar lokasi kejadian yang mungkin berisiko tertular.

Pemetintah kota Seoul menganggap pendeta Kwang-hoon mengganggu upaya pencegahan penularan virus yang tengah diterapkan secara ketat.

Bukan cuma itu, pihak berwajib menemukan fakta bahwa sang pendeta menyerahkan dokumen palsu terkait jumlah anggota gereja Sarang Jeil.

Sejak aksi digelar, jumlah pasien Covid-19 di kota Seoul terus melonjak. Bahkan anggota yang datang dari luar kota pun diduga ikut menyebarkan ke kota asalnya.

Baca Juga: Kasus harian Covid-19 di Korea kembali di atas 300, gereja Sarang Jeil jadi hotspot

Terkait tuduhan ini, pihak gereja justru menilai bahwa pemerintah lah yang bertanggung jawab karena gagal membendung penyebaran virus dengan benar.

"Otoritas kesehatan lah yang harusnya memberi kompensasi kepada warga dan bertanggung jawab karena tidak secara sempurna memblokir penyebaran virus," ungkap kuasa hukum Gereja Sarang Jeil.

Menariknya, kelompok gereja ini juga menuntut pemerintah untuk meminta kompensasi ke China sebagai negara yang menjadi titik awal penyebaran virus.

Gereja Sarang Jeil terus dipantau karena berhasil meningkatkan angka infeksi dari di bawah 10 orang pada awal Agustus menjadi 150 orang pada 15 Agustus.

Pendeta Jun Kwang-hoon, pemimpin Gereja Sarang Jeil

Pada 26 Agustus, jumlahnya kembali melonjak menjadi 154 orang menurut data dari Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA).

Pada hari Kamis (17/9), KDCA melaporkan bahwa ada 1.168 kasus yang terkait dengan Gereja Sarang Jeil dan 587 terkait dengan demonstrasi pada 15 Agustus lalu. Semuanya menyebar secara nasional.

Seoul melaporkan 46 kasus baru pada hari ini, Jumat (18/9). Dengan ini total kasus di Seoul menjadi 4.904. KDCA melaporkan jumlah kasus nasional ada di angka 22.783, naik 126 kasus dari hari sebelumnya.

Selanjutnya: Korea Selatan alami lonjakan kasus Covid-19, Gereja Sarang Jeil kembali jadi sorotan




TERBARU

[X]
×