Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bisnis iklan kembali mendongkrak pendapatan dari perusahaan teknologi global di kuartal kedua tahun ini. Hal tersebut terlihat dari Twitter Inc. dan Snap Inc. yang sudah melaporkan pendapatan kuartalan yang melampaui ekspektasi analis.
Asal tahu saja, pendapatan iklan Twitter mencapai US$ 1,05 miliar atau naik 87% dari periode sama tahun lalu yang mengalahkan perkiraan dari Wall Street sebesar US$ 909,9 juta. Hal tersebut menambah ekspektasi analis bahwa pendapatan Twitter akan meningkat menjadi US$1,3 miliar pada kuartal III ini dan lebih tinggi dari ekspektasi US$ 1,17 miliar.
Pendapatan kuartal kedua 2021 Snap juga naik lebih dari dua kali lipat menjadi US$ 982,1 juta dan mengalahkan perkiraan rata-rata analis sebesar US$ 846,9 juta.
Sementara itu, Facebook dan induk Google, Alphabet belum melaporkan hasil pendapatan mereka di kuartal II 2021 namun ekspektasinya bisnis iklan menjadi pendorong pertumbuhan dari pendapatan mereka. “Kami saat ini mengharapkan Facebook dan Google juga menunjukkan tingkat pertumbuhan pendapatan yang cukup baik minggu depan.” kata Nazmul Islam, seorang analis di EMarketer seperti dikutip Bloomberg, Jumat (23/7).
Baca Juga: Google hadapi ancaman regulasi ketat dari Uni Eropa
Pertumbuhan bisnis periklanan ini juga menjawab pertanyaan para investor yang meragukan bahwa penjualan produk secara online sudah mulai mereda di beberapa belahan negara. Yang terjadi justru pengiklan masih menambah anggaran untuk memasang iklan digital.
“Hasil dari Twitter dan Snapchat hari ini adalah bagian dari tren merek dan pengiklan besar lainnya yang mencoba untuk kembali ke tingkat pengeluaran mereka sebelum pandemi, sehingga ada selera yang kuat untuk iklan digital, terutama untuk produk video,” kata Nazmu
Padahal, sebelumnya ada kekhawatiran bahwa bisnis iklan akan memburuk seiring dengan kontrol privasi baru yang diterapkan Apple Inc untuk membatasi pengiklan digital dari melacak pengguna iPhone tanpa persetujuan mereka. Namun, eksekutif Twitter dan Snap mengatakan, efek pada bisnis iklan mereka belum terlalu buruk dan mungkin tidak terlalu terlihat hingga akhir tahun ini.
“Itu telah membebani ekspektasi untuk kinerja Facebook,” kata Mark Shmulik, seorang analis di Sanford C. Bernstein.
Twitter dan Snap mendapat manfaat dari pergeseran fokus untuk menawarkan alat periklanan yang mencapai hasil tertentu, yang dikenal sebagai iklan tanggapan langsung, sebagai lawan dari iklan yang meningkatkan merek, yang memiliki dampak yang lebih sulit diukur. Setahun yang lalu, Twitter menghadapi salah satu kuartal yang paling sulit ketika banyak pengiklan merek mulai menarik anggaran pemasaran pada puncak pandemi.
“Facebook memiliki eksposur yang lebih tinggi terhadap usaha kecil, yang meningkatkan hasil inventaris iklan di semua platform media sosial. Sehingga seharusnya bisa memiliki hasil kinerja yang lebih baik,” kata Mandeep Singh, seorang analis di Bloomberg Intelligence.
Usaha kecil terpaksa mengandalkan cara digital untuk menjual produk mereka ketika pandemi Covid-19 membuat belanja langsung menjadi lebih sulit. Google dan Facebook telah membangun alat baru selama beberapa bulan terakhir untuk usaha kecil dan menengah untuk menjangkau pelanggan mereka. Setelah bisnis tersebut mengandalkan platform, beberapa dari mereka beriklan untuk meningkatkan produk mereka lebih jauh.