Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Tim peneliti Universitas Coburg di bawah pimpinan ahli pasar kerja Prof. Dr. Lutz Schneider dan Dr. Alexander Kubis menyatakan, Jerman akan membutuhkan 260 ribu pekerja migran setiap tahun sampai tahun 2060 untuk bisa menutup permintaan pasar kerja. Demikian hasil penelitian yang dilaksanakan atas pesanan yayasan Bertelsmann-Stiftung dan dirilis hari Selasa (12/2).
Selanjutnya disebutkan, turunnya jumlah tenaga kerja yang akan terjadi sesuai dengan struktur demografi Jerman saat ini hanya bisa diimbangi dengan mendatangkan tenaga kerja dari luar negeri.
Jika Jerman selama ini berusaha menutupi kekurangan tenaga kerja dengan para pekerja dari Uni Eropa, para peneliti menyatakan hal ini tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Jerman akan membutuhkan 146.000 pekerja per tahun yang berasal dari negara-negara non-Uni Eropa.
Populasi menua
Karena populasi yang menua, angkatan kerja di Jerman tanpa migrasi diperkirakan akan menyusut sampai 30 persen, atau sekitar 16 juta orang, pada tahun 2060. Kekurangan tenaga kerja ini bisa berdampak buruk pada ekonomi Jerman, yang merupakan keempat terbesar di dunia.
Perhitungan ini sudah berdasarkan skenario bahwa tingkat kelahiran akan meningkat dan lebih banyak perempuan yang bekerja. Usia pensiun juga diperhitungkan meningkat menjadi 70.
Studi tersebut memperkirakan bahwa ada sekitar 114.000 tenaga kerja yang datang dari negara-negara Uni Eropa lainnya. Tetapi ada faktor-faktor demografis dan faktor ekonomi di negara-negara Uni Eropa yang akan membatasi atau mengurangi insentif bagi pekerja untuk menetap dan bekerja di Jerman. Karena itu Jerman masih membutuhkan sekitar114.000 tenaga kerja migran dari luar Uni Eropa setiap tahun.
Masih terlalu sedikit
Direktur Bertelsmann Stiftung Jörg Dräger mengatakan, pada tahun 2017 hanya ada 38.000 pekerja migran non Uni Eropa yang datang dan tinggal di Jerman.
"Terlalu sedikit tenaga kerja ahli (dari luar Uni Eropa) yang datang ke Jerman. Karena itu UU Imigrasi yang baru harus sesegera mungkin disahkan," katanya.
Namun UU Imigrasi saja tidak akan cukup, tambah Jörg Dräger. Selain secepatnya mengadopsi Undang-Undang Imigrasi baru untuk menarik pekerja menengah dan tinggi, Jerman juga perlu mengembangkan program-program integrasi yang lebih baik, tandasnya.