Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
Nobel Kedokteran 2023- STOCKHOLM. Katalin Kariko dan Drew Weissman, dua peneliti yang menjadi pionir perumusan formula vaksin Covid-19 resmi diganjar Hadiah Nobel Kedokteran tahun 2023 pada hari Senin (2/10).
Penghargaan paling bergengsi dalam dunia ilmiah tersebut diberikan oleh Majelis Nobel universitas kedokteran Institut Karolinska Swedia. Kariko dan Weissman juga akan menerima uang tunai senilai 11 juta crown Swedia atau sekitar US$1 juta.
"Para pemenang berkontribusi terhadap laju pengembangan vaksin yang belum pernah terjadi sebelumnya selama salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan manusia di zaman modern," ungkap Majelis Nobel, dikutip Reuters.
Baca Juga: Ambang Batas Hipertensi menurut WHO, Berbeda dengan Anggapan Umum
Hasil Penelitian 20 Tahun
Kariko merupakan mantan wakil presiden senior dan kepala penggantian protein RNA di perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech. Dirinya juga merupakan profesor di Universitas Szeged di Hongaria dan asisten profesor di Universitas Pennsylvania (UPenn).
Dirinya mengaku sulit mendapatkan dana untuk penelitiannya selama bertahun-tahun. Kariko dan Weissman juga mengatakan mereka sama sekali tidak mengharapkan penghargaan apa pun dari penelitian mereka.
"Kami tidak bekerja untuk imbalan apa pun. Yang penting adalah memiliki produk yang bermanfaat," kata Kariko bersama Weissman di kampus UPenn di Philadelphia.
Sementara itu, Weissman adalah profesor penelitian vaksin di UPenn. Dalam pidatonya, Weissman mengatakan telah bekerja keras dengan Kariko selama lebih dari 20 tahun.
Baca Juga: Mengenal Virus Nipah: Asal Usul, Cara Penularan, dan Gejalanya
Pada tahun 2005, Kariko dan Weissman mengembangkan modifikasi basa nukleosida, yang menghentikan sistem kekebalan melancarkan serangan inflamasi terhadap mRNA buatan laboratorium.
Modifikasi tersebut sebelumnya dipandang sebagai rintangan besar terhadap penggunaan teknologi terapeutik apa pun.
Weissman mengaku bahwa saat itu tidak banyak orang yang menaruh perhatian pada RNA sehingga sulit mendapatkan dukungan.
"Kami tidak bisa membuat orang memperhatikan RNA sebagai sesuatu yang menarik. Hampir semua orang menyerah," katanya.
Hasil penelitian Kariko dan Weissman akhirnya menjadi dasar bagi pembuatan vaksin Covid-19 yang kini tersebar di seluruh penjuru dunia.