Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
SAN FRANCISCO. Tahta penguasa pasar smartphone dunia untuk pertama kalinya diraih Apple Inc. Produsen iPhone itu berhasil menggeser posisi Samsung dalam pengiriman jumlah ponsel.
Apple merinci penjualan iPhone pada kuartal akhir 2016 mencapai 78,3 juta unit dan menghasilkan pendapatan US$ 54,4 miliar. Sementara rivalnya, Samsung menjual unit di bawah Apple.
Data Strategy Analytics merinci penjualan smartphone Samsung sebanyak 77,5 juta unit. Apple boleh dibilang telah diuntungkan atas kasus meledaknya Samsung Galaxy Note 7. Pencapaian Apple ini menepis keraguan sejumlah analis terkait kinerjanya.
Seperti dikutip Bloomberg, secara mengejutkan penjualan Apple naik 3,3% menjadi US$ 78,4 miliar dengan laba per saham US$ 3,36. Sementara perkiraan analis, pendapatan Apple mencapai US$ 77,3 miliar dengan laba per saham saham sebesar US$ 3,22.
Selain itu, analis juga memperkirakan penjualan iPhone hanya mencapai 76,3 juta unit dengan harga jual rata-rata US$ 688 per unit. Namun penjualan rupanya laris manis karena konsumen bersemangat memburu produk baru Apple.
Chief Financial Officer Apple Luca Maestri mengaku terkejut dengan pencapaian Apple. Ia menyebut penjualan iPhone 7 Plus yang membantu kinerja Apple.
"Kami bahkan kekurangan pasokan di setiap kuartal untuk iPhone 7. Sekarang, kami harap suplai dan demand sudah mulai terpenuhi," kata Maestri.
Seretnya pasokan yang membuat harga jual iPhone naik menjadi rata-rata sebesar US$ 695, lebih mahal dari tahun sebelumnya yakni US$ 691 per unit. "iPhone 7 Plus adalah model kami yang paling popular," ujar Chief Executive Officer Apple Tim Cook.
Menurut Cook, permintaan tinggi iPhone 7 Plus, karena produk ini memadukan perpaduan antara produk iPhone baru dengan iPhone lama.
Di China turun
Selain iPhone, pendapatan dari App Store , Apple Pay dan iCloud juga menopang Apple. Seperti dikutip Reuters, sejumlah pos pendapatan bisnis Apple termasuk aplikasi gim yang populer yakni Pokemon Go dan Super Mario Run naik 18,4% menjadi sekitar US$ 7,17 miliar.
Ke depan, Apple berencana menambah layanannya lewat produk kacamata digital dan televisi.
Analis William Blair & Co Anil Doradla menilai, rencana ekspansi Apple dapat mengangkat pendapatan dan menjadikannya perusahaan penuh inovasi. Kendati penjualan naik, bisnis Apple di China justru menurun.
Seperti dilaporkan Reuters, pendapatan Apple di China susut 11,6% menjadi US$ 16,23 miliar pada kuartal IV 2016. Hal ini terjadi lantaran menguatnya mata uang dollar yang membuat harga iPhone di China menjadi mahal.
"Harga naik 40% di beberapa pasar China hal ini terjadi karena menguatnya dolar," kata Maestri. Namun, ia mengklaim bahwa penjualan unit Apple terus naik.