kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.844   -104,00   -0,66%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Penjualan aset Stanchart


Rabu, 04 Februari 2015 / 10:16 WIB
Penjualan aset Stanchart
ILUSTRASI. Petani memanen padi di area persawahan Desa Kembang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta, awal Februari lalu. Pemerintah akan kembali mengimpor beras untuk memenuhi stok Bulog, kendati Indonesia akan memasuki musim panen raya. Impor beras ini dikhawatirkan bakal menekan harga padi hasil panen perani dalam negeri. KONTAN/Barly Haliem Noe


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LONDON. Perusahaan keuangan asal Inggris, Standard Chartered Plc. (Stanchart) sedang berupaya menjual aset ritel di Filipina. Langkah ini diambil Stanchart demi memangkas biaya operasional dan memperbaiki kinerja.

Maklum dalam dua tahun terakhir ini, kinerja Stanchart kurang menggembirakan. Akibatnya, harga saham perusahaan dalam dua tahun terakhir turun sebesar 46%.
Karena kondisi itu, Peter Sands yang kini menjadi orang nomor satu di Stanchart menuai tekanan untuk mengundurkan diri.

Bloomberg, Selasa (3/2), melaporkan, aset Stanchart di Filipina saat ini bernilai US$ 1,72 miliar. Sebanyak dua pertiga karyawan Stanchart menggawangi sektor ritel. Di Filipina, Stanchart masuk dalam urutan ke-19 dari sisi jumlah aset terbesar.

Antonio Moncupa, President EastWest Banking Corp. mengatakan, pihaknya sangat tertarik dengan aset ritel Stanchart. "Kami pasti akan mempertimbangkan rencana pembelian aset tersebut," ujar Moncupa.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×