Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Penjualan rumah di Singapura turun 52% di bulan September dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Penurunan penjualan rumah terjadi karena pemerintah Singapura berusaha menekan pasar properti untuk menghindari bubble atau gelembung properti.
Penjualan rumah September di Singapura turun menjadi 1.246 unit, atau lebih sedikit jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2012 sebanyak 2.621 unit. Data ini dirilis oleh Urban Redevelopment Authority hari ini, (16/10).
Di tengah suku bunga yang rendah, pemerintah Singapura khawatir terjadi gelembung perumahan. Kebijakan pembatasan penjualan properti di Singapura itu sudah dilakukan sejak 2009 lalu, menyusul kenaikan harga yang terus terjadi.
Bulan Juni lalu, Singapura meluncurkan aturan baru tentang mekanisme pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR) untuk, pribadi atau perusahaan. Dalam aturan baru itu, terdapat aturan baru, yaitu pajak yang lebih tinggi.
“Saya perkirakan penjualan perumahan turun menjadi 1.000 unit per bulan, selama tiga bulan ke depan,” kata David Neubronner, direktur penjualan proyek residensial di Jones Lang LaSalle Inc Bloomberg di Singapura.
Sementara itu, soal harga rumah di Singapura enam bulan pertama tahun ini merupakan yang paling lambat sejak enam kuartal terakhir. Dalam tiga bulan terakhir, indeks harga properti naik 0,4%, di kuartal dua, harga juga sudah naik 1%.
Di antara pengembang yang menjual proyek hunian di Singapura adalah; Amerika Venture Development (Thomson) Pte, yang terjual 264 unit dari 320 unit yang dipasarkan. Kemudian Sky Vue menjual 433 unit dari 505 unit yang ditawarkan.