Sumber: Yonhap | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pentagon menyatakan, pasukan nuklir Amerika Serikat (AS) siap menghadapi dan mencegah semua musuh termasuk Korea Utara. Pernyataan ini menyusul kebijakan Pyongyang yang menempatkan pasukan bersenjata strategis pada operasi siaga tinggi.
Drew Walter, Deputi Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Nuklir, mengatakan, negeri uak Sam mengetahui ukuran cadangan nuklir Korea Utara dan tidak sebesar milik negara-negara bersenjata nuklir lainnya.
"Departemen Pertahanan AS telah mengambil pandangan bahwa pasukan nuklir kami, sebagaimana adanya, siap dan kuat dan mencegah semua musuh, apakah itu dari Rusia, China, Korea Utara yang berpotensi, atau Iran," katanya.
Baca Juga: Kim Jong Un muncul, pasukan bersenjata strategis Korea Utara siaga tinggi
"Saya tidak melihat kemampuan baru yang sangat istimewa dari Korea Utara dalam hal itu," ujar Walter dalam sebuah seminar virtual yang digelar Institut Mitchell untuk Studi Aerospace, Selasa (26/5), seperti dikutip kantor berita Yonhap.
"Kami memiliki gambaran yang cukup layak mengenai apa yang bisa dihasilkan Korea Utara dalam kapasitas nuklir sejauh ini," kata dia. "Mereka belum dalam skala seperti beberapa musuh potensial bersenjata nuklir kami yang lain".
Sebelumnya, mengutip kantor berita Korean Central News Agency (KCNA), Yonhap melaporkan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un muncul menggelar pertemuan dengan sejumlah petinggi militer untuk membahas kebijakan baru guna meningkatkan pencegahan perang nuklir.
Baca Juga: Bisa jangkau AS, Rusia uji kapal selam tak berawak bersenjata nuklir
Kim Jong-un memimpin rapat bersama Komisi Militer Pusat dari Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara. Selain soal nuklir, rapat itu juga membahas langkah-langkah militer yang penting untuk meningkatkan pasukan bersenjata Korea Utara secara keseluruhan.
"Yang ditetapkan dalam pertemuan itu adalah kebijakan baru untuk lebih meningkatkan pencegahan perang nuklir negara itu (Korea Utara) dan menempatkan pasukan bersenjata strategis pada operasi siaga tinggi, sejalan dengan persyaratan umum untuk pembangunan dan pengembangan angkatan bersenjata negara itu," kata KCNA, Minggu (24/5).
Namun, KCNA tak menjelaskan lebih lanjut tentang kebijakan baru yang akan Korea Utara terapkan terkait kemampuan nuklir mereka. "Dalam pertemuan itu juga diambil langkah-langkah penting untuk meningkatkan kemampuan serangan bersenjata dari tentara Korea Utara," sebut KCNA.
Baca Juga: Respons Rusia dan China, AS bakal uji coba nuklir pertama kali sejak 1992?