Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Wabah virus corona yang bermunculan di berbagai belahan dunia telah memicu kekhawatiran akan kekurangan obat-obatan di Amerika Serikat.
Pasalnya, banyak pasokan produk farmasi yang berasal dari China dan India.
Baca Juga: Ini jadwal baru MotoGP 2020
Dilansir dari South China Morning Post, Food and Drug Administration telah memperingatkan kekurangan satu jenis obat yang tidak disebutkan namanya karena penyebaran virus corona.
Sementara itu pengiriman penisilin dari Cina juga makin seret.
Mayoritas bahan baku yang digunakan untuk memproduksi obat-obatan memang berasal dari China, di mana banyak pabrik telah ditutup sementara karena wabah corona.
Ron Piervincenzi, CEO US Pharmacopeia, yang menetapkan standar obat di seluruh dunia, mengatakan antibiotik sangat berisiko akibat penyebaran virus corona.
Baca Juga: Saham YG Entertainment ambles 9,11% ke 26.450 won pada penutupan Jumat (6/3)
Tak heran, sekitar 85% bahan bakunya berasal dari China. Tetapi dia bilang sejumlah lembaga seperti rumah sakit dan sistem perawatan kesehatan, sudah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan persediaan obat-obatan.
Di sisi lain, nampaknya China mulai bisa mengendalikan penyebaran corona. Chibi menjadi kota pertama di provinsi Hubei yang menghapus pos-pos pemeriksaan mulai pukul 10:00 pagi pada hari Jumat ini.
Ini menjadi sebuah tanda bahwa wilayah yang terkena virus corona mungkin secara bertahap telah kembali normal. Keputusan untuk menghapus pos pemeriksaan internal ini mengikuti berhentinya laporan kasus baru selama 19 hari berturut-turut.
Baca Juga: IATA: Akibat wabah corona, maskapai penerbangan dunia rugi hingga US$ 113 miliar
Sebuah pemberitahuan dari otoritas Chibi mengatakan pos-pos pemeriksaan yang menghentikan komunikasi antara Chibi dan kota-kota tetangganya akan tetap ada tetapi lalu lintas internal kini sudah longgar.
Chibi adalah kota tingkat kabupaten di bagian tenggara Hubei yang berbatasan dengan Wuhan di sebelah utara.