kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.567.000   7.000   0,45%
  • USD/IDR 15.703   0,00   0,00%
  • IDX 7.574   4,17   0,06%
  • KOMPAS100 1.170   -1,95   -0,17%
  • LQ45 921   -3,22   -0,35%
  • ISSI 231   0,26   0,11%
  • IDX30 474   -2,28   -0,48%
  • IDXHIDIV20 568   -1,28   -0,23%
  • IDX80 133   -0,19   -0,14%
  • IDXV30 141   0,91   0,65%
  • IDXQ30 158   -0,72   -0,45%

Pepatah lama bilang emas sangat menyukai krisis, bagaimana dengan krisis corona?


Selasa, 28 April 2020 / 11:38 WIB
Pepatah lama bilang emas sangat menyukai krisis, bagaimana dengan krisis corona?
ILUSTRASI. Ilustrasi emas.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON/MUMBAI/NEW YORK. Pepatah lama mengatakan, emas sangat menyukai krisis. Melihat kenaikan harganya yang sudah mencapai 13% tahun ini ke level tertinggi sejak 2012 dan banyak yang memperkirakan kenaikan lebih lanjut karena investor mencari tempat yang aman untuk menaruh uang mereka, kelihatannya pepatah itu benar adanya jika dikaitkan dengan krisis virus corona.

Namun, ketika individu dan negara sama-sama mengalami penurunan pendapatan, konsumen emas tradisional di India dan China membeli lebih sedikit dan bank sentral mengurangi pembelian. Tanpa mereka, laju emas yang lebih tinggi mungkin sulit dipertahankan.

Untuk saat ini, harga emas berada di level US$ 1.700 per troy ounce.

Baca Juga: Harga emas 24 karat Antam hari ini turun Rp 4.000 per gram, Selasa 28 April 2020

Melansir Reuters, didorong oleh desakan investor untuk asuransi terhadap gejolak ekonomi dan potensi devaluasi aset dan mata uang, beberapa analis memperkirakan kenaikan kali ini mengingatkan kenaikan harga emas ke rekor tertinggi di level US$ 2.000 pada 2011.

Bank of America Merrill Lynch bahkan mengatakan harga emas bisa menyentuh level US$ 3.000 pada akhir tahun depan.

Tetapi jika sejarah adalah panduan, dibutuhkan periode berkelanjutan dari meningkatnya permintaan untuk benar-benar mendorong emas lebih tinggi. Mengingat kedalaman resesi ekonomi yang diperkirakan para ekonom karena virus corona, konsumen individu mungkin membeli lebih sedikit emas untuk beberapa waktu mendatang.

Baca Juga: Pasokan emas fisik berkurang, pembeli berani bayar lebih mahal tiga kali lipat

"Anda menemukan banyak kearifan konvensional seputar emas, seperti inflasi yang mendorongnya, atau lingkungan yang buruk," kata Andrew Sheets, kepala strategi lintas aset di Morgan Stanley seperti yang dikutip Reuters.




TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×