Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perang dagang global memulai hitungan mundur. Tapi semakin mendekati perang dagang pada Jumat (6/7), China mengeluarkan jurus baru. Kementerian Keuangan China menyatakan, tidak akan memulai perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Tiongkok mengaku akan merespons langkah-langkah AS.
Pemerintahan AS Donald Trump pada Jumat (6/7) akan memberlakukan tarif impor pada China sebesar US$ 34 miliar mulai pukul 04.01 GMT. Tak sampai di situ, Trump akan mengenakan tarif impor barang US$ 450 miliar.
China memang tidak akan melontarkan peluru. Perbedaan waktu sekitar 12 jam memang memberi keuntungan pada China yang bisa terlebih dahulu memulai pengenaan tarif impor pada 6 Juli tengah malam waktu Beijing atau 5 Juli waktu Washington.
Jurubicara Kementerian Perdagangan China Gao Feng memperingatkan, tarif AS akan memukul rantai pasokan internasional termasuk perusahaan asing sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia. "Jika AS menerapkan tarif mereka sebenarnya akan menambahkan tarif pada perusahaan dari semua negara, termasuk perusahaan China dan AS," kata Gao.
Tidak ingin perang
China tidak akan tunduk menghadapi ancaman dan pemerasan serta bertekad mempertahankan perdagangan bebas dan sistem multilateral. Meski begitu, Gao tidak mau menyebut perusahaan AS yang akan menjadi target.
Gao bilang, pemerintah akan melindungi hak hukum semua perusahaan asing di China. "Kami akan menghitung dampak potensial atas perang dagang diprakarsai AS terhadap perusahaan dan membantu mengurangi guncangan," ujarnya, mengutip Reuters. Perusahaan asing menyumbang US$ 20 miliar atau setara 59%, dari US$ 34 miliar ekspor dari China yang akan dikenakan tarif baru AS.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang menyatakan, pihaknya tidak ingin perang dagang. "Tetapi jika kepentingan suatu negara dirugikan, tentu negara itu memiliki hak melindungi kepentingan mereka sendiri," kata Lu.
Guo Shuqing, Kepala Regulator Perbankan dan Asuransi China ikut berkomentar. Menurut dia, perang dagang tidak akan mempengaruhi reformasi China dan membuka peluang menjadi lebih maju. "Kemajuan ekonomi China tidak dapat dibalik dengan kekuatan apa pun," tegas dia.
Rencana China memberlakukan tarif pada ratusan barang AS, termasuk kedelai, sorgum dan kapas mengancam petani AS Pembelian kedelai China sudah terhenti.
Meski begitu, produsen mobil AS Ford Motor Co pada Kamis mengatakan, tak menaikkan harga eceran model yang impor dari China.