kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Perang dagang bisa menurunkan ekspor pertanian AS hingga 40%


Kamis, 28 Juni 2018 / 10:58 WIB
Perang dagang bisa menurunkan ekspor pertanian AS hingga 40%
ILUSTRASI. Bongkar Muat Petikemas


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Imbas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, berpotensi menurunkan porsi ekspor pertanian AS hingga di angka 40%. Ini adalah laporan yang diterbitkan Chinese Academy of Agricultural Sciences, sebuah lembaga riset pemerintah China.

Riset itu menunjukkan, bahwa pengiriman sejumlah produk pertanian dari AS ke China menurun drastis, seperti produk kacang kedelai, kapas, daging sapi dan diperkirakan masing-masing turun hingga 50%. Adapun laporan riset ini disebarluaskan melalui akun Wechat resmi lembaga pertanian China tersebut, pada Selasa (26/7).

Mengutip Bloomberg Rabu (27/6), penurunan ekspor AS ke China mengakibat harga keledai impor bisa naik 5,9% dan harga kapas impor naik 7,5%. Kenaikan tersebut, diperkirakan bakal mempengaruhi harga komoditas pertanian lain walaupun kecil.

Atas hal itu, China justru makin gencar merajut jalur sutera modern antarnegara One Belt One Road (OBOR). Harapannya, bisa memenuhi pasokan kedelai dari negara lain demi mendukung kebutuhan produk biji-bijian di dalam negeri. Meski demikian, Chinese Academy of Agricultural Sciences merekomendasikan agar pemerintah China dapat menekan harga produk gandum dan beras, salah satunya melalui subsidi.

Untuk menyelesaikan sengketa perdagangan itu, diperlukan negoisasi antara negara yang bisa menguntungkan semua pihak. Karena, China dikenal sebagai importir produk pertanian terbesar di dunia sejak tahun 2017.



TERBARU

[X]
×