Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perang dagang antara Amerika Serikat dengan China disebut-sebut akan berakhir pada akhir bulan Maret ini dalam pertemuan antara Donald Trump dan Xi Jinping. Pihak China sendiri menyebut pembahasan perjanjian perdagangan antara kedua pihak berjalan dengan cukup baik.
Seorang pejabat senior China menyebut ada kemajuan secara substantif yang telah dibuat dengan Amerika Serikat dalam pembicaraan perdagangan mereka dan sejauh ini bisa diterima dengan baik di kedua negara. Pernyataan ini menegaskan optimisme Beijing atas kelangsungan diskusi dengan Washington.
"Sejarah telah menunjukkan bahwa kerja sama adalah pilihan terbaik untuk dua ekonomi terbesar di dunia," kata Zhang Yesui, juru bicara parlemen China yang juga mantan duta besar China di Washington seperti dikutip Reuters.
China dan Amerika Serikat sama-sama mengenakan tarif impor pada sejumlah barang dari masing-masing negara senilai ratusan miliar dolar. Pembicaraan antara kedua pihak pun dilakukan untuk meredakan konflik yang telah merembet ke berbagai negara dengan mengguncang pasar keuangan, mengganggu rantai pasokan manufaktur global tersebut.
Zhang mencatat bahwa selain dari sengketa perdagangan, kedua negara juga secara kerap bentrok terkait masalah-masalah seperti hak asasi manusia, sengket di Laut China Selatan, hingga isu terkait Taiwan.
Di samping membela kepentingan atas kedaulatannya, keamanan, dan pembangunan ekonomi negaranya, China juga disebutnya akan berdedikasi untuk menjalin hubungan yang berdasarkan rasa saling menghormati dengan Amerika Serikat.
"Sejarah, budaya, sistem sosial, dan pembangunan kedua negara tentu memiliki banyak perbedaan," kata Zhang. "Sangatlah normal untuk memiliki perbedaan dan menimbulkan perselisihan, tetapi perbedaan tersebut harus dihindari untuk tidak mengarah pada pertentangan atau konfrontasi," lanjutnya.
Di sisi lain, perkembangan pembicaraan kedua negara untuk mengakhiri perang dagang pun mulai kembali memantik optimisme. Seorang sumber Reuters menyebut hal ini seiring dengan keputusan China yang telah berikrar untuk melakukan perubahan kebijakan ekonomi struktural dan menghapus tarif balasan atas barang-barang dari AS.
Dengan begitu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dapat menyegel kesepakatan perdagangan secara formal pada pertemuan puncak yang direncanakan berlangsung pada 27 Maret.
Memang banyak detail perjajian yang masih perlu dipecahkan. Termasuk mekanisme penegakan hukum untuk memastikan bahwa Beijing menindaklanjuti nyajanji untuk membuat perubahan pada kebijakan untuk melindungi kekayaan intelektual dari investor asal AS, mengakhiri transfer teknologi secara paksa dan mengakhiri subsidi bagi industri asal China.
Sementara salah satu sumber yang lain menyebut poin di luar penegakan hukum dalam perjajian sudah hampir rampung. Misalnya saja janji China untuk meningkatkan pembelian atas produk pertanian, energi dan manufaktur dari AS. Serta enam perjanjian tentang perubahan kebijakan struktural.