kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan jumbo keluarkan US$ 5 miliar dari pencadangan untuk dorong pinjaman


Minggu, 17 Januari 2021 / 13:56 WIB
Perbankan jumbo keluarkan US$ 5 miliar dari pencadangan untuk dorong pinjaman
ILUSTRASI. Wells Fargo, satu dari tiga perbankan besar di AS


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketakutan terburuk Wall Street tentang dampak dari Covid-19 mulai surut. Tiga dari pemberi pinjaman terbesar Amerika Serikat (AS) yakni JP Morgan Chase & Co, Citigroup Inc dan Wells Fargo & Co dikabarkan telah memangkas cadangan gabungan mereka untuk menutup kerugian atas pinjaman lebih dari US$ 5 miliar. 

Melansir Bloomberg, hal ini bisa membantu mendorong perkiraan puncak laba kuartal IV 2020 keempat bank tersebut lebih positif. Kendati mendapat hambatan dari suku bunga yang rendah. 

Para eksekutif menyatakan optimisme yang terjaga tentang stimulus fiskal dan peningkatan vaksinasi selama pandemi. Namun, bank memperingatkan kalau ekonomi sampai saat ini memang masih sulit. 

Enam dari bank terbesar di AS juga sebenarnya sudah menyisihkan lebih dari US$ 35 miliar untuk menutupi kerugian pinjaman pada paruh pertama 2020. Tentu untuk meredam perlambatan ekonomi akiba pandemi. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 naik, sejumlah bank sentral mulai cemas prospek perekonomian global

Tindakan itu tentunya membuat bank-bank besar tersebut lebih kuat menghadapi skenario teruruk. "Kami telah melihat peningkatan lebih lanjut pada PDB dan pengangguran," ujar Chief Financial Officer Citigroup Mark Mason dalam Konferensi Pers, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (17/1). 

Di samping itu, ada banyak indikator yang membuat prospek lebih positif pada kinerja tahun 2020. Dia menyebut dengan mulai pulih dan stabilnya ekonomi setelah adanya vaksin, indikator lain seperti pemerintahan Presiden AS Terpilih Joe Biden juga membawa prospek akan adanya stimulus tambahan. 

Meski begitu, divisi konsumen di bank-bank terbesar AS saat ini berada di bawah tekanan khusus dari wabah Covid-19 yang menutup banyak bisnis. Sekaligus membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan tahun lalu. Namun, realisasi pinjaman konsumer masih cukup baik, karena serangan default yang ditakuti tidak pernah terjadi. 

Sementara itu, divisi trading (tresuri) tetap berhasil memperoleh keuntungan pada kinerja tahun lalu. Apalagi setelah adanya persetujuan dari Federal Reserve di bulan lalu untuk memulai pembelian kembali saham (buyback). 

Analis JPMorgan dari Bank of America corp Erika Najarian sementara itu mempertanyakan apakah dukungan pemerintah cukup kuat untuk membawa peminjam kartu kredit melewati pandemi.

"Rasanya pada titik krisis ini, jembatan antara pemerintah dan pelaku usaha cukup kuat. Pertanyaan yang tersisa adalah, apakah jembatan tersebut cukup panjang," kata CFO Jennifer Piepzak dalam keterangannya. 

Dia menambahkan, pihaknya masih harus melewati masa sulit sekitar enam sampai tiga bulan ke depan. JPMorgan menurunkan cadangan sebesar US$ 2,9 miliar, membantu lonjakan laba kuartal IV ke rekor US$ 12,1 miliar. Citigroup di samping itu melepaskan melego US$ 1,5 miliar dari cadangannya, guna menghasilkan laba US$ 4,63 miliar yang turun kurang dari proyeksi analis. 

Well Fargo di sisi lain merilis sekitar US$ 760 juta pencadangan karena biaya bersih yang lebih rendah. Hal ini mengangkat laba bersih menjadi di atas perkiraan sebesar US$ 2,99 miliar. 

Baca Juga: WHO: Sulit mencapai herd immunity Covid-19 dalam waktu dekat

Adapun, sebagian besar rilis berasal dari divisi yang melayani perusahaan. Namun, para eksekutif memperingatkan bahwa ada banyak ketidakpastian di depan dan memungkinkan default bakal meningkat di akhir tahun. 

Chief Executive Officer JP Morgan Jamie Dimon mengatakan, pelepasan cadangan tidak boleh dilebih-lebihkan atau dianggap sebagai pendapatan berulang. "Kami tidak menganggapnya untung, itu hanya hitam di atas putih," kata Dimon. 

Selanjutnya: OJK memproyeksi bisnis multifinance tumbuh 5% tahun 2021




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×