Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di Bandara Internasional Ibukota Beijing, keluarga dan teman bertukar pelukan dan salam emosional dengan penumpang yang tiba dari tempat-tempat seperti Hong Kong, Warsawa, dan Frankfurt.
“Saya sudah lama menantikan pembukaan kembali. Akhirnya kita terhubung kembali dengan dunia. Saya senang, saya tidak percaya ini terjadi,” kata seorang pengusaha bermarga Shen, 55 tahun, yang terbang dari Hong Kong.
Warga lainnya menunggu di bandara, termasuk sekelompok wanita dengan kamera lensa panjang yang berharap dapat melihat boy band Tempest, grup idola pertama dari Korea Selatan yang memasuki China dalam tiga tahun terakhir.
“Senang sekali melihat mereka secara langsung! Mereka jauh lebih tampan dan lebih tinggi dari yang saya kira,” kata seorang gadis berusia 19 tahun yang menyebut namanya sebagai Xiny, setelah mengejar grup beranggotakan tujuh orang, yang tiba di Beijing dari Seoul.
Baca Juga: WHO: Subvarian Omicron BA.5.2 & BF.7 Mendominasi Wabah COVID di China
Masih ada kecemasan COVID
China menurunkan manajemen COVID-nya menjadi Kategori B dari A, yang memungkinkan otoritas lokal untuk mengarantina pasien dan kontak dekat mereka serta mengunci wilayah.
Tetapi masih ada kekhawatiran bahwa migrasi besar-besaran pekerja kota ke kampung halaman mereka dan pembukaan kembali perbatasan dapat menyebabkan lonjakan infeksi di kota-kota kecil dan daerah pedesaan yang kurang dilengkapi dengan tempat tidur perawatan intensif dan ventilator.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Rabu bahwa data COVID China kurang mewakili jumlah rawat inap dan kematian akibat penyakit tersebut.
Pejabat China dan media pemerintah membela penanganan wabah, mengecilkan tingkat keparahan lonjakan dan mengecam persyaratan perjalanan ke luar negeri pada penduduk China.