Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Washington DC. Pemerintah Amerika Serikat (AS) langsung menerapkan langkah darurat setelah mendapat serangan siber. Pasalnya, serangan siber itu berhasil membobol situs sejumlah instansi pemerintahan.
Media AS menyebut ada dua kementerian yang tekena serangan hacker. Sejumlah media menyebut si peretas ada kaitannya dengan Rusia.
Langkah darurat itu langsung diumumkan oleh Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber (CISA). CISA menyatakan, mereka langsung memerintahkan semua kementerian dan lembaga negara berhenti menggunakan produk SolarWinds Orion IT.
Pasalnya, peretas yang disebut membobol kementerian AS disebut menggunakan celah pada pembaruan program dan mengakses informasi internal. "Bobolnya SolarWinds' Orion Network Management Products tak bisa diterima karena menyangkut keamanan jaringan federal," kata Penjabat Direktur CISA, Brandon Wales.
Baca juga: Hari terakhir daftar lelang mobil dinas harga murah mulai Rp 35 juta, Kijang & Terios
Dia menjelaskan, arahan untuk menghentikan SolarWinds Orion adalah bentuk mitigasi mencegah pembobolan baik di sektor negara maupun swasta. Sebelumnya, Washington mengakui jaringan komputer mereka terkena serangan siber, dengan CISA menyebut mereka tengah melakukan pengusutan.
"CISA menyediakan bantuan teknis bagi entitas terdampak di tengah upaya mereka mengidentifikasi dan mencegah potensi bobol," jelas juru bicara itu.
Sementara SolarWinds Orion mengakui, peretas memanfaatkan celah dari pembaruan produk mereka yang rilis antara Maret dan Juni. "Kami diberi tahu serangan ini dilakukan negara asing dan dimaksudkan sebagai eksekusi yang sempit, sangat akurat, dan dilakukan secara manual," kata SolarWinds.
Peretasan itu dilakukan secara luas, di mana perusahaan ternama di bidang keamanan siber, FireEye, dilaporkan juga diserang. Sistem pertahanan (firewall) disebut sudah dibobol oleh hacker canggih, yang mencuri program untuk mengecek sistem komputer.
FireEye sudah memeringatkan bahwa serangan tersebut diduga dilakukan oleh pemerintah negara lain, dan diprediksi menyasar target lebih tinggi di seluruh dunia. Dalam rilisnya, FireEye mengatakan korban dari serangan siber itu termasuk pemerintah, perusahaan konsultan, hingga teknologi di Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah.
Microsotf juga memeringatkan penggunanya, terutama yang merasa sebagai "target bernilai tinggi", untuk waspada terhadap rencana tersebut. Media AS melaporkan, Badan Penyelidik Federal (FBI) menyelidiki badan intelijen luar negeri Rusia, SVR, sebagai dalangnya.
Baca juga: Lelang 4 mobil dinas Nissan Grand Livina ditutup hari ini, harga murah Rp 60 juta
Diwartakan AFP Senin (14/12/2020), serangan yang salah satunya menyasar Kementerian Keuangan AS sudah berlangsung berbulan-bulan.
Kedutaan Besar Rusia di Washington pada Minggu malam (13/12/2020) menyangkalnya, dan menyebut laporan tersebut tidak berdasar. "Rusia sama sekali tidak melaksanakan operasi ofensif dalam ranah siber," demikian keterangan kedutaan dalam pernyataan resmi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Langsung Ambil Langkah Darurat Setelah Kena Serangan Siber",
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo