Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
FireEye sudah memeringatkan bahwa serangan tersebut diduga dilakukan oleh pemerintah negara lain, dan diprediksi menyasar target lebih tinggi di seluruh dunia. Dalam rilisnya, FireEye mengatakan korban dari serangan siber itu termasuk pemerintah, perusahaan konsultan, hingga teknologi di Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah.
Microsotf juga memeringatkan penggunanya, terutama yang merasa sebagai "target bernilai tinggi", untuk waspada terhadap rencana tersebut. Media AS melaporkan, Badan Penyelidik Federal (FBI) menyelidiki badan intelijen luar negeri Rusia, SVR, sebagai dalangnya.
Baca juga: Lelang 4 mobil dinas Nissan Grand Livina ditutup hari ini, harga murah Rp 60 juta
Diwartakan AFP Senin (14/12/2020), serangan yang salah satunya menyasar Kementerian Keuangan AS sudah berlangsung berbulan-bulan.
Kedutaan Besar Rusia di Washington pada Minggu malam (13/12/2020) menyangkalnya, dan menyebut laporan tersebut tidak berdasar. "Rusia sama sekali tidak melaksanakan operasi ofensif dalam ranah siber," demikian keterangan kedutaan dalam pernyataan resmi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Langsung Ambil Langkah Darurat Setelah Kena Serangan Siber",
Penulis : Ardi Priyatno Utomo
Editor : Ardi Priyatno Utomo