kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Peringatan FBI: Peretas berafiliasi Pemerintah China berusaha curi data vaksin corona


Kamis, 14 Mei 2020 / 14:06 WIB
Peringatan FBI: Peretas berafiliasi Pemerintah China berusaha curi data vaksin corona
ILUSTRASI. Logo dan moto FBI terlihat di Gedung J. Edgar Hoover Federal Bureau of Investigation (FBI) di Washington, AS, 1 Februari 2018.


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Bureau of Investigation (FBI) dan Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), Rabu (13/5), mengeluarkan peringatan: peretas China berusaha mencuri data perawatan dan vaksin virus corona baru.

Kedua lembaga Amerika Serikat (AS) ini mengatakan, organisasi yang meneliti virus corona baru berisiko menghadapi "penargetan dan jaringan membahayakan dari Republik Rakyat China".

Mereka memperingatkan, aktor dunia maya yang berafiliasi dengan Pemerintah China dan lainnya sedang berusaha untuk mendapatkan "kekayaan intelektual dan data kesehatan masyarakat yang berharga terkait dengan vaksin, perawatan, dan pengujian dari jaringan dan personel yang berafiliasi dengan penelitian terkait Covid-19".

"Upaya China untuk menargetkan sektor-sektor ini menimbulkan ancaman signifikan terhadap respons negara kita terhadap Covid-19," kata FBI dan CISA dalam pernyataan bersama seperti dilansir Channelnewsasia.com.

Baca Juga: Tok, remdesivir dapat persetujuan BPOM AS untuk pasien corona

Hanya, kedua lembaga itu tidak memberikan bukti atau contoh untuk mendukung tuduhan tersebut.

Yang jelas, peringatan itu menambah bahan bakar untuk perang Washington dengan Beijing terkait wabah virus corona yang bermula dari China dan telah menewaskan sedikitnya 293.000 di seluruh dunia serta lebih dari 83.000 di AS.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump menuduh China menyembunyikan asal-usul virus corona dan tidak bekerjasama dengan AS dan negara-negara lain dalam upaya untuk meneliti serta memerangi penyakit tersebut.

Mengutip Channelnewsasia.com, Ditanya pada Senin (11/5) tentang laporan peretas China menargetkan penelitian vaksin AS, Trump menjawab: "Apa lagi yang baru dengan China? Apa lagi yang baru? Katakan pada saya. Saya tidak senang dengan China".

Baca Juga: Siap produksi jutaan dosis tahun ini, Pfizer uji vaksin corona ke manusia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×