Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Juga, ada pembatasan ketat pada pergerakan transportasi publik. Di seluruh negeri, pengelola bangunan tempat tinggal, kantor, dan pusat perbelanjaan secara teratur menyemprotkan disinfektan, tak ketinggalan memeriksa suhu pengunjung.
Di Beijing, semua pengemudi taksi, baik online maupun konvensional, harus memakai masker pelindung wajah. Mereka wajib mengarahkan pelanggan atau penumpang untuk duduk di belakang, dan mensterilkan mobil dua kali sehari.
Namun Didi Chuxing, yang mengklaim memiliki 30 juta mitra pengemudi dan lebih dari 550 juta pengguna di berbagai layanannya, berharap bisa meyakinkan pelanggannya dengan tindakan ekstra seperti perisai plastik.
Baca Juga: WHO minta Indonesia tetap siaga terhadap sebaran virus corona
Wang Weijia, Manajer Layanan Pengemudi Didi Chuxing, mengatakan, mengingat kondisi saat ini, perusahaannya melakukan tindakan ekstra. "Bahkan bersin bisa menyebabkan ketegangan antara pengemudi dan penumpang," sebutnya kepada AFP seperti dilansir Channelnewsasia.com.
Selain memasang perisai pemisah, Didi Chuxing juga memasang pengingat kesehatan berupa gambar kartun dengan hati merah besar di sebelahnya.
"Keselamatan berarti perlindungan, dan cinta bisa melewati penutup plastik," tulis pemberitahuan itu.
Saat mengunjungi stasiun desinfeksi, Zhao mengatakan, dia juga mengambil tindakan sendiri. "Ketika para penumpang keluar, saya membuka jendela untuk ventilasi, dan saya mendisinfeksi diri dan mobil sebelum saya menerima pesanan baru," katanya.