kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkenalkan, inilah wanita Muslim pertama yang mengenakan jilbab di Parlemen Israel


Sabtu, 07 Maret 2020 / 06:00 WIB
Perkenalkan, inilah wanita Muslim pertama yang mengenakan jilbab di Parlemen Israel


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NAZARETH. Seorang anggota parlemen perempuan Muslim dari minoritas Arab Israel akan menjadi yang pertama di parlemen yang mengenakan jilbab. Ini terjadi setelah partai-partai Arab memenangkan pemilihan dengan jumlah terbesar pada minggu ini.

Iman Yassin Khatib, 55 tahun, memenangkan kursi di daftar koalisi Daftar Gabungan yang terdiri dari 15 kursi dari total 120 anggota Knesset.

Melansir Reuters, partai ini mengambil sebagian besar suaranya dari 21% minoritas Arab Israel - yang merupakan warga Palestina berdasarkan warisan, tetapi berkewarganegaraan Israel.

Sebelumnya, ibu empat anak itu menjabat sebagai manajer di sebuah pusat komunitas di desa Yafat an-Nasreh di Galilea di pinggiran Nazareth, kota tempat Yesus dibesarkan, sebelum terjun ke dunia politik nasional.

Baca Juga: Virus corona sudah menjangkiti 77 negara di luar China, ini daftarnya

"Tidak mungkin (jilbab) tidak akan menarik perhatian orang. Tetapi yang lebih penting adalah apa yang ada di dalam: kemampuan dan potensi untuk memajukan komunitas kami," kata Khatib ketika ia menerima ucapan selamat dan berpose untuk selfie di sebuah jalan di Nazareth seperti dikutip Reuters.

Khatib mengatakan dia merasa jilbabnya terkadang membangkitkan sentimen anti-Islam di Israel, yang sembilan juta penduduknya sebagian besar adalah orang Yahudi.

"Setiap tantangan yang saya hadapi dalam hidup saya menjadi lebih sulit karena saya mengenakan jilbab," katanya. Tapi dia mendesak orang untuk "melihat di balik tabir".

Baca Juga: Gusar dengan proposal Trump, warga Arab Israel ingin menggulingkan Netanyahu

Kelompok minoritas Arab Israel sebagian besar adalah keturunan Palestina yang tinggal di bawah pemerintahan Ottoman dan kemudian kolonial Inggris sebelum tinggal di Israel setelah negara itu didirikan pada 1948.

Kelompok ini didominasi Muslim, tetapi juga termasuk anggota agama Kristen dan Druze.

Banyak orang Arab mengeluhkan diskriminasi di bidang-bidang seperti kesehatan, pendidikan dan perumahan. Selain itu, para pemimpin Arab-Israel menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghasut mereka selama pemilihan umum baru-baru ini.




TERBARU

[X]
×