kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Perluas pengaruh, Rusia segera bangun fasilitas angkatan laut baru di Sudan


Selasa, 17 November 2020 / 09:00 WIB
Perluas pengaruh, Rusia segera bangun fasilitas angkatan laut baru di Sudan
ILUSTRASI. Korvet rudal Angkatan Laut Rusia Dmitrovgrad berlayar melewati Jembatan Dvortsoviy di atas Sungai Neva selama parade Hari Angkatan Laut di Saint Petersburg, Rusia 26 Juli 2020


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin (16/11) akhirnya menyetujui rencana pembangunan fasilitas angkatan laut baru di Sudan. Reuters mengabarkan bahwa fasilitas tersebut mampu dijadikan tempat berlabuh bagi kapal militer bertenaga nuklir.

Langkah ini diyakini dapat memperluas luas pengaruh Rusia, terutama di wilayah Afrika, ini merupakan penempatan militer substansial pertama Rusia di wilayah tersebut sejak keruntuhan Uni Soviet.

Fasilitas militer baru Rusia ini direncanakan akan dibangun di sekitar Port Sudan dan mampu menampung hingga 300 personel militer dan sipil.

Pembangunan fasilitas militer ini merupakan tindak lanjut dari KTT Rusia-Afrika yang dipimpin langsung oleh Putin tahun lalu. Di saat yang sama, dua unit pesawat bomber bertenaga nuklir milik Rusia juga mendarat di Afrika Selatan sebagai simbol kesungguhan Rusia di benua Afrika.

Baca Juga: AS mengancam, Turki tetap aktifkan sistem rudal S-400 buatan Rusia

Dalam sebuah keputusan yang terbit hari Senin lalu, Putin mengatakan dia telah menyetujui proposal pemerintah Rusia untuk mendirikan pusat logistik angkatan laut di Sudan dan memerintahkan kementerian pertahanan untuk menandatangani perjanjian untuk mewujudkannya.

Melansir Reuters, sebuah draft dokumen dipublikasikan awal bulan ini oleh pemerintah Rusia menjelaskan bahwa fasilitas baru di Sudan tidak bisa ditempati lebih dari empat kapal pada saat yang bersamaan.

Fasilitas tersebut akan digunakan untuk perbaikan dan pasokan kembali operasi dan sebagai tempat di mana personel angkatan laut Rusia dapat beristirahat.

Baca Juga: Rusia kirimkan pasukan perdamaian untuk amankan Nagorno-Karabakh

Lahan tempat berdirinya fasilitas tersebut akan disediakan secara gratis oleh Sudan, sementara Rusia akan mendapatkan hak untuk membawa senjata, amunisi, dan peralatan lain yang dibutuhkan melalui bandara dan pelabuhan Sudan untuk mendukung fasilitas baru tersebut.

Rusia berusaha memperluas pengaruh di Afrika

Putin telah sejak lama ini menancapkan jejaknya di Benua Hitam, memberi pengaruh kepada 54 negara Afrika yang telah terdaftar di PBB.

Rusia melihat Afrika memiliki potensi kekayaan alam yang luas serta menjadi pasar potensial bagi industri manufaktur senjata Rusia.

Di Afrika, Rusia tentunya harus bersaing dengan negara besar lain yang juga sudah menancapkan pengaruhnya, termasuk China, AS, dan Prancis.

Ketiga negara tersebut saat ini memiliki pangkatan angkatan laut di Djibouti. Pangkalan laut tersebut juga sering digunakan oleh angkatan laut negara lain.

Kantor berita TASS memperkirakan bahwa fasilitas baru tersebut akan memudahkan Angkatan Laut Rusia untuk beroperasi di Samudera Hindia dengan dapat menerbangkan awak pengganti untuk kapal jarak jauhnya.

Diperkirakan juga bahwa Rusia akan memperkuat pos terdepan Afrika barunya dengan sistem rudal surface-to-air yang canggih, memungkinkannya untuk membuat zona larangan terbang sejauh bermil-mil.

Selanjutnya: Pakar militer sebut rudal baru Taiwan tidak akan berguna melawan China



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×