Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Minggu bahwa tindakan seperti itu akan menjadi kejahatan perang.
“Sekarang setelah klaim palsu ini dibuat, kita harus tetap waspada karena ada kemungkinan bahwa Rusia sendiri dapat merencanakan operasi senjata kimia di bawah rekayasa kebohongan ini,” kata Stoltenberg kepada surat kabar Jerman Welt am Sonntag.
Sementara Barat telah bersatu dalam kecamannya atas invasi Rusia ke Ukraina, dengan Inggris menggambarkan rezim Putin sebagai "barbar," seberapa jauh AS dan sekutu NATO-nya bersedia untuk mendukung Ukraina, dan menghentikan Rusia, masih diperdebatkan.
NATO telah berulang kali mengesampingkan segala bentuk dukungan militer, seperti zona larangan terbang yang dimohonkan oleh Ukraina, yang dapat membawanya ke konfrontasi langsung dengan tenaga nuklir Rusia.
Baca Juga: Iran Desak AS Buat Keputusan untuk Hidupkan Kembali Kesepakatan Nuklir
Namun Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan dalam sebuah wawancara hari Minggu bahwa penggunaan senjata kimia di Ukraina oleh Rusia dapat mengubah kalkulus Barat atas konflik tersebut.
"Tentu saja, semua orang berharap dia tidak akan berani melakukan itu, tetapi ... jika dia menggunakan senjata pemusnah massal apa pun maka ini akan menjadi pengubah permainan secara keseluruhan," katanya kepada wartawan BBC Sophie Raworth Sunday.
Dia menambahkan, "NATO harus berpikir serius apa yang harus dilakukan karena kemudian mulai berbahaya tidak hanya untuk Eropa ... tetapi seluruh dunia."