Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Permintaan bahan bakar India pada bulan Juli naik 6,1% secara year on year (YoY). Berdasarkan data Petroleum Planning and Analysis Cell (PPAC) dari Kementerian Perminyakan India, konsumsi bahan bakar, proksi untuk permintaan minyak, mencapai 17,62 juta ton pada Juli.
Walau naik secara tahunan, realisasi konsumsi bahan bakar di bulan Juli itu turun 5,7% dari 18,68 juta ton yang dicetak pada Juni 2022.
"Prospek permintaan bahan bakar India membaik karena ekonomi siap untuk bangkit kembali kuat dalam konsumsi dan melanjutkan momentum untuk sektor jasa," kata Edward Moya, analis senior OANDA seperti dikutip dari Reuters.
"Permintaan bahan bakar lebih lemah dari bulan sebelumnya karena harga yang lebih tinggi mulai mempengaruhi permintaan, dengan rupee pada level terendah secara historis, India akan berjuang jika harga minyak terus rebound," lanjut Moya.
Baca Juga: Kemarahan Beijing Belum Mereda, China Gelar Latihan Militer Lagi di Dekat Taiwan
Penjualan bensin, juga naik 6,8% dari tahun sebelumnya di 2,81 juta ton.
Penjualan bensin dan minyak gas oleh penyulingan negara bagian India pada Juli turun dari bulan sebelumnya karena hujan yang membatasi mobilitas dan pekerjaan konstruksi. Sementara, inflasi yang tinggi membatasi permintaan barang secara keseluruhan, menurut data penjualan awal.
Penjualan gas masak atau liquefied petroleum gas (LPG) meningkat 1,7% menjadi 2,41 juta ton di bulan Juli lalu. Sedangkan penjualan naphtha turun 6,2% menjadi 1,14 juta ton.
Penjualan aspal, yang digunakan untuk pembuatan jalan, naik 1,4%. Sementara, penggunaan bahan bakar minyak naik tipis 19,8% di bulan Juli.