Sumber: Telegraph | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kapal pesiar global terus menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, dengan proyeksi bahwa pada tahun 2050, kapal pesiar raksasa yang ukurannya delapan kali lebih besar dari Titanic akan mulai berlayar.
Kapal-kapal ini diperkirakan akan membawa penumpang yang setara dengan jumlah penduduk di kota kecil, sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan perjalanan mewah.
Menurut penelitian terbaru, ukuran kapal terbesar saat ini telah meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2000 dan diperkirakan akan bertambah 40% lebih besar lagi dalam 25 tahun ke depan. Pada 2050, kapal-kapal ini dapat mencapai bobot yang mencengangkan hingga 345.000 ton, jauh melampaui Titanic yang memiliki berat hanya 46.000 ton.
Transformasi Kapasitas dan Ukuran Kapal Pesiar
Pertumbuhan dalam industri kapal pesiar ini tidak hanya mencakup peningkatan ukuran fisik, tetapi juga peningkatan signifikan dalam kapasitas penumpang. Saat ini, kapal pesiar terbesar di dunia mampu menampung hampir 11.000 penumpang, dibandingkan dengan Titanic yang hanya bisa membawa 2.500 penumpang.
Kapal terbesar saat ini, Icon of the Seas yang dioperasikan oleh Royal Caribbean, memiliki kapasitas lima kali lipat dari Titanic, dengan 20 dek, 40 restoran, tujuh kolam renang, dan dapat menampung hingga 7.600 penumpang.
Baca Juga: Kapal Pesiar Mewah Milik Steve Jobs Bertabrakan di Lepas Pantai Italia
Pengembangan kapal pesiar dengan kapasitas penumpang yang sangat besar ini mencerminkan tren global dalam pariwisata, di mana semakin banyak wisatawan yang mencari pengalaman mewah di atas air.
Pasca-pandemi COVID-19, permintaan untuk perjalanan mewah meningkat tajam, memperkuat industri kapal pesiar sebagai sektor pariwisata yang berkembang paling pesat.
Dari Gaya Hidup Santai Hingga Eksplorasi Budaya dan Alam
Seiring dengan bertambahnya ukuran dan kapasitas, kapal pesiar modern kini menawarkan lebih banyak variasi dan fleksibilitas dalam pilihan perjalanan. Jika dahulu perjalanan kapal pesiar identik dengan waktu luang yang dihabiskan di kursi dek, serta kunjungan singkat ke daratan, kini wisatawan dapat menikmati itinerari budaya dan ekspedisi alam yang lebih mendalam.
Kapal-kapal pesiar yang lebih kecil kini menawarkan rute-rute khusus yang memungkinkan penumpang untuk mengamati satwa liar di Kutub Utara dan Antartika, didampingi oleh para ilmuwan dan pakar sejarah alam.
Perusahaan seperti Virgin Voyages bahkan menargetkan demografi yang lebih muda dengan menawarkan kapal pesiar khusus dewasa yang dipasarkan sebagai "taman bermain untuk jiwa muda".
Baca Juga: Ini Deretan Miliarder Dunia yang Terlihat di Perhelatan Olimpiade Paris 2024
Dampak Lingkungan dan Inovasi dalam Pengurangan Emisi
Namun, di balik pertumbuhan yang mengesankan ini, ada tantangan besar terkait dampak lingkungan dari industri kapal pesiar. Emisi karbon dari kapal pesiar telah meningkat 20% sejak 2019, dan pelabuhan Southampton, yang merupakan pelabuhan kapal pesiar utama di Inggris, kini menempati peringkat ketujuh di Eropa untuk produksi sulfur oksida dari sektor ini.
Menanggapi kekhawatiran lingkungan, perusahaan kapal pesiar terbesar di Eropa, MSC Cruises, berupaya untuk mengurangi emisi hingga 15% dengan mengadopsi alat baru yang akan merencanakan rute berdasarkan urutan panggilan pelabuhan, waktu kedatangan dan keberangkatan, biaya bahan bakar, serta kecepatan kapal dan daya tarik destinasi wisata darat.