kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan sukuk merebak di Hong Kong


Kamis, 11 September 2014 / 14:15 WIB
Permintaan sukuk merebak di Hong Kong
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Standard Chartered Plc mengincar penerbitan obligasi syariah (sukuk) korporasi di Hong Kong dan China. Bank asal Inggris ini bilang, sedang berbicara dengan beberapa korporasi yang berminat menerbitkan sukuk.

Minat korporasi meningkat setelah Hong Kong sukses menjual sukuk perdananya beredenominasi dollar HK senilai US$ 1 miliar kemarin. Penjualan ini menarik minat 4,7 kali lebih besar dibanding target pemerintah. 

Dengan penjualan ini, Hong Kong menjadi penerbit sukuk terbesar keempat dunia setelah Indonesia, Malaysia, dan Hong Kong. Pemerintah Hong Kong menerbitkan sukuk berdenominasi dollar HK dengan kupon setara bunga 2,005%. 

Industri keuangan syariah Hong Kong telah membidik 270.000 warga muslim sebagai pasar prioritas sejak tahun 2007. Juli lalu, pemerintah memberikan keringanan pajak bagi penerbit sukuk.

Tak hanya di Asia, keinginan menjajal pasar syariah makin merebak. Juni lalu, Inggris menjual sukuk dengan kupon 2,036%. Ketika sukuk senilai £ 200 juta ini ditawarkan, permintaannya oversubscribed sampai 10 kali. Malah, Luksemburg dan Afrika Selatan juga sedang mengkaji peluang merilis obligasi syariah ini. 

Bagi Stanchart, penjamin emisi utang berbasis syariah terbesar keempat, minat penerbitan di Hong Kong menjadi keuntungan karena membuka pintu ekspansi ke China. "Ada keinginan besar industri keuangan syariah masuk pasar China," kata Afaq Khan, CEO Standard Chartered Saadiq di Dubai pada Bloomberg, Selasa (9/9). Khazanah Nasional Bhd, perusahaan investasi milik Malaysia merupakan yang pertama merilis sukuk dengan denominasi yuan.

Dalam catatan Stanchart, aset industri perbankan syariah mencapai US$ 2 triliun. Sedangkan Ernst & Young LLP menilai, penerbitan sukuk di pasar belum mencukupi permintaan pasar. Salah satu auditor terbesar dunia ini memperkirakan, aset perbankan syariah akan berkembang menjadi US$ 3,4 triliun di tahun 2018.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×